Minggu, 3 Agu 2025
light_mode
Beranda » Wisata » Mengungkap Rahasia di Balik Arsitektur Tradisional Bali

Mengungkap Rahasia di Balik Arsitektur Tradisional Bali

  • account_circle Muhamad Fatoni
  • calendar_month Rab, 23 Jul 2025
  • visibility 8
  • comment 0 komentar

Arsitektur tradisional Bali, yang terlihat pada Pura megah hingga rumah tinggal yang asri, bukanlah sekadar konstruksi indah yang memanjakan mata. Di baliknya tersimpan rahasia filosofi mendalam yang mengatur keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan. Setiap detail, mulai dari tata letak hingga ukuran, memiliki makna spiritual yang kuat.

 

Tri Hita Karana sebagai Fondasi Utama

 

Fondasi utama yang menjadi jiwa dari arsitektur Bali adalah konsep Tri Hita Karana, atau “tiga penyebab kebahagiaan”. Filosofi ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan hidup melalui tiga hubungan harmonis:

Parahyangan: Hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan.

Pawongan: Hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama.

Palemahan: Hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam dan lingkungannya.

Ketiga elemen ini secara cermat diintegrasikan ke dalam desain setiap bangunan.

 

Asta Kosala Kosali: Aturan Membangun yang Sakral

 

Jika Tri Hita Karana adalah jiwanya, maka Asta Kosala Kosali adalah raganya. Ini adalah semacam kitab pedoman arsitektur kuno—mirip dengan Feng Shui—yang berisi aturan-aturan teknis yang sangat detail. Pedoman ini mencakup pemilihan hari baik untuk memulai pembangunan, tata cara pengukuran yang menggunakan bagian tubuh pemilik rumah (seperti jengkal dan depa), hingga penentuan tata letak bangunan.

Salah satu konsep penting dalam Asta Kosala Kosali adalah zonasi ruang berdasarkan tingkat kesucian. Misalnya, konsep Tri Angga membagi bangunan secara vertikal menjadi tiga bagian: nista (kaki/dasar), madya (badan/dinding), dan utama (kepala/atap), yang melambangkan dunia bawah, dunia manusia, dan dunia para dewa.

Jadi, rahasia di balik keindahan arsitektur Bali adalah perwujudan fisik dari kearifan lokal yang luhur. Setiap bangunan bukan hanya tempat berlindung, tetapi juga sebuah doa untuk menciptakan ruang hidup yang selaras dengan alam semesta.

  • Penulis: Muhamad Fatoni

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Harga Emas Hari Ini: Momen Tepat untuk Investasi dan Hadiah Spesial

    Harga Emas Hari Ini: Momen Tepat untuk Investasi dan Hadiah Spesial

    • calendar_month Jum, 1 Agu 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Emas, logam mulia yang selalu memiliki tempat istimewa di hati masyarakat, tidak hanya dilihat sebagai aset investasi, tetapi juga sebagai simbol kekayaan dan momen berharga. Hari ini, Kamis, 31 Juli 2025, emas kembali menunjukkan pergerakan harga yang menarik untuk dicermati. Berdasarkan pembaruan terbaru dari Logam Mulia (logammulia.com) pada pukul 08:12 WIB, harga emas per gram […]

  • Mapalus: Mengenal Spirit Gotong Royong Khas Masyarakat Minahasa

    Mapalus: Mengenal Spirit Gotong Royong Khas Masyarakat Minahasa

    • calendar_month Rab, 16 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 9
    • 0Komentar

    Di tengah keragaman budaya Indonesia, semangat gotong royong menjadi salah satu perekat sosial terkuat. Bagi masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara, semangat ini terwujud dalam sebuah tradisi luhur yang disebut Mapalus. Lebih dari sekadar tolong-menolong, Mapalus adalah sistem kerja kolektif yang menjadi fondasi kehidupan sosial dan budaya mereka sejak zaman leluhur. Mapalus pada dasarnya adalah sistem […]

  • Memahami Siklus Uranium: Dari Tambang Hingga Pembuangan Akhir

    Memahami Siklus Uranium: Dari Tambang Hingga Pembuangan Akhir

    • calendar_month Jum, 27 Jun 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 11
    • 0Komentar

    Uranium adalah elemen kunci di balik energi nuklir, namun perjalanannya dari batuan di dalam bumi hingga menjadi sumber listrik sangatlah panjang dan kompleks. Proses ini dikenal sebagai siklus uranium atau siklus bahan bakar nuklir, sebuah rangkaian proses industri yang dirancang untuk menghasilkan energi dari uranium sambil mengelola limbahnya dengan aman. Semuanya dimulai dari penambangan uranium. […]

  • Sejarah Penemuan Uranium: Dari Batuan Kuning hingga Era Atom

    Sejarah Penemuan Uranium: Dari Batuan Kuning hingga Era Atom

    • calendar_month Ming, 29 Jun 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 14
    • 0Komentar

    Uranium kini dikenal sebagai bahan bakar utama pembangkit listrik tenaga nuklir, namun perjalanannya dalam sejarah sains dimulai jauh sebelum era atom. Memahami sejarah penemuan uranium membawa kita kembali ke abad ke-18, saat elemen ini pertama kali diidentifikasi dari batuan yang dianggap tidak berharga. Penemuan uranium secara resmi diatribusikan kepada ahli kimia Jerman, Martin Heinrich Klaproth, […]

  • Inovasi Penegakan Hukum: Teknologi untuk Keadilan

    Inovasi Penegakan Hukum: Teknologi untuk Keadilan

    • calendar_month Rab, 9 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 10
    • 0Komentar

    Inovasi teknologi membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang penegakan hukum. Penerapan teknologi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi dalam sistem peradilan, yang pada akhirnya berkontribusi pada tercapainya keadilan yang lebih baik. Berbagai alat dan metode berbasis teknologi kini mulai mengubah cara aparat penegak hukum bekerja. Salah satu area inovasi yang menonjol […]

  • Apakah Jobs fair masih layak di terapkan di zaman sekarang

    Apakah Jobs fair masih layak di terapkan di zaman sekarang

    • calendar_month Sen, 2 Jun 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 11
    • 0Komentar

    Hey Gen Z! Pernah dengar tentang job fair? Itu lho, acara di mana banyak perusahaan ngumpul nawarin lowongan kerja. Mungkin kamu mikir, “Job fair? Udah 2025, masih cocok aja tuh?” Nah, pertanyaan bagus! Di tengah gempuran platform digital dan LinkedIn, apakah job fair masih jadi “tempat nongkrong” yang asyik buat nyari kerja? Jawabannya: bisa jadi! […]

expand_less