Proliferasi Nuklir: Mencegah Ancaman Uranium Jatuh ke Tangan yang Salah
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Ming, 6 Jul 2025
- visibility 4
- comment 0 komentar

Proliferasi nuklir adalah salah satu ancaman paling serius bagi keamanan global. Ini bukan hanya tentang penyebaran senjata nuklir antarnegara, tetapi juga risiko mengerikan material utamanya—terutama Uranium Tingkat Tinggi (HEU)—jatuh ke tangan kelompok teroris atau aktor non-negara. Ancaman uranium di tangan yang salah dapat memicu bencana kemanusiaan yang tak terbayangkan.
Mengapa HEU begitu berbahaya? Hanya dengan beberapa puluh kilogram material ini, sebuah bom nuklir mentah dapat dibuat. Risiko terbesar datang dari potensi pencurian di fasilitas yang kurang aman atau perdagangan ilegal di pasar gelap. Skenario terorisme nuklir, di mana sebuah kota besar menjadi sasaran, adalah mimpi buruk yang berusaha dicegah oleh setiap badan intelijen dan keamanan di dunia. Ini mengubah ancaman dari perang antarnegara menjadi potensi serangan anonim yang menghancurkan.
Menghadapi ancaman ini, komunitas internasional menerapkan rezim non-proliferasi yang ketat. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) memimpin upaya ini melalui pengawasan internasional, melakukan inspeksi, dan memverifikasi bahwa material nuklir hanya digunakan untuk tujuan damai. Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) menjadi landasan hukum yang mengikat negara-negara untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan bekerja menuju pelucutan senjata.
Meskipun demikian, tantangan tetap ada. Perjuangan melawan proliferasi nuklir membutuhkan kewaspadaan tanpa henti dan kerja sama global yang kuat. Mengamankan setiap gram uranium dan plutonium di dunia adalah tugas krusial untuk memastikan bahwa teknologi yang mampu menerangi peradaban tidak menjadi alat untuk menghancurkannya. Ini adalah pertaruhan tertinggi bagi keamanan internasional.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar