Kenali Skimpflation: Ketika Kualitas Layanan Menurun, Tapi Harga Tetap Naik
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Kam, 7 Agu 2025
- visibility 6
- comment 0 komentar

Pernahkah kamu merasa layanan yang kamu dapatkan di sebuah kafe atau hotel tidak sebaik dulu, padahal harganya terus naik? Atau, kamu sadar bahwa produk yang kamu beli sekarang terasa kurang berkualitas dari sebelumnya? Jika ya, kamu mungkin sedang mengalami fenomena skimpflation. Mirip dengan shrinkflation, ini adalah strategi yang dilakukan perusahaan untuk menanggapi kenaikan biaya operasional dengan cara mengurangi kualitas produk atau layanan, alih-alih menaikkan harga secara eksplisit.
Kata skimpflation adalah gabungan dari kata “skimp” (menghemat) dan “inflation” (inflasi). Ini adalah bentuk inflasi tersembunyi yang menyerang kualitas, bukan kuantitas. Alih-alih mengurangi ukuran produk, perusahaan menghemat biaya dengan mengurangi tingkat pelayanan, menggunakan bahan baku yang lebih murah, atau menghilangkan fitur-fitur tertentu.
Mengapa Skimpflation Terjadi?
Ada beberapa alasan utama di balik fenomena ini:
* Kenaikan Biaya Tenaga Kerja: Upah minimum yang terus meningkat atau biaya pelatihan karyawan yang mahal bisa mendorong perusahaan untuk mengurangi jumlah staf atau mengalihkan pekerjaan ke teknologi otomatis yang kurang personal. Contohnya adalah berkurangnya staf layanan pelanggan yang diganti dengan chatbot.
* Kenaikan Biaya Bahan Baku: Ketika harga bahan baku utama naik, produsen bisa menggantinya dengan bahan baku alternatif yang lebih murah, yang pada akhirnya menurunkan kualitas produk. Misalnya, restoran yang menggunakan bahan-bahan beku alih-alih bahan segar.
* Tekanan Kompetisi: Sama seperti shrinkflation, tekanan untuk tetap kompetitif di pasar yang padat membuat perusahaan enggan menaikkan harga. Jalan pintas yang dipilih adalah dengan menurunkan kualitas agar margin keuntungan tetap terjaga.
Cara Menghadapinya sebagai Konsumen
Menghadapi skimpflation memang butuh kejelian ekstra. Jangan hanya terpaku pada harga, tapi mulailah memperhatikan detail kecil dari layanan atau produk yang kamu beli. Perhatikan seberapa responsif layanan pelanggan, apakah ada fitur yang hilang dari produk, atau apakah kualitas bahan yang digunakan terasa berbeda. Jika kamu menemukan penurunan kualitas yang signifikan, jangan ragu untuk mencari alternatif. Dengan menjadi konsumen yang kritis, kamu bisa mendorong perusahaan untuk tetap menjaga standar kualitasnya.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar