Waspada! Ini Dampak Nyata Perubahan Iklim pada Stabilitas Keuangan
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Ming, 20 Jul 2025
- visibility 6
- comment 0 komentar

Perubahan iklim bukan lagi sekadar isu lingkungan, tetapi telah menjadi ancaman serius bagi stabilitas keuangan global dan nasional. Dampaknya merambat secara sistemik, memengaruhi semua lini dari perbankan, asuransi, hingga pasar modal. Ancaman ini secara umum terbagi menjadi dua kategori utama: risiko fisik dan risiko transisi.
Risiko Fisik (Physical Risk)
Risiko fisik adalah dampak langsung dari bencana terkait iklim. Frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem seperti banjir, badai, kekeringan, dan kenaikan permukaan air laut yang semakin meningkat dapat menyebabkan kerusakan masif pada aset fisik. Bagi sektor keuangan, ini berarti potensi lonjakan klaim asuransi properti, gagal bayar kredit (kredit macet) dari sektor agrikultur atau properti yang terdampak, serta penurunan nilai agunan yang dipegang oleh bank. Kerusakan infrastruktur vital juga dapat mengganggu rantai pasok dan aktivitas ekonomi, yang pada akhirnya menekan kinerja korporasi dan stabilitas makroekonomi.
Risiko Transisi (Transition Risk)
Risiko transisi muncul dari proses pergeseran global menuju ekonomi rendah karbon. Perubahan kebijakan pemerintah yang lebih ketat terhadap emisi, perkembangan teknologi hijau yang mendisrupsi industri lama, serta pergeseran sentimen investor dan konsumen dapat memicu guncangan finansial. Perusahaan yang sangat bergantung pada bahan bakar fosil atau memiliki jejak karbon tinggi berisiko mengalami penurunan nilai aset secara drastis (stranded assets). Hal ini secara langsung memengaruhi nilai saham, obligasi, dan portofolio investasi yang dipegang oleh lembaga keuangan.
Kombinasi kedua risiko ini dapat menggerus profitabilitas lembaga keuangan, meningkatkan volatilitas pasar, dan dalam skenario terburuk, memicu krisis keuangan sistemik. Oleh karena itu, adaptasi dan integrasi aspek lingkungan (ESG) dalam pengambilan keputusan investasi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk menjaga stabilitas keuangan di masa depan.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar