Membedah Dampak Konflik Geopolitik pada Pasar Keuangan Global
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sel, 8 Jul 2025
- visibility 5
- comment 0 komentar

Di dunia yang saling terhubung, konflik geopolitik—baik itu perang, sanksi ekonomi, maupun sengketa wilayah—menjadi salah satu sumber utama ketidakpastian bagi pasar keuangan global. Peristiwa ini dapat memicu reaksi berantai yang berdampak langsung pada portofolio investor di seluruh dunia.
Dampak paling cepat terasa adalah lonjakan volatilitas. Investor cenderung menghindari risiko saat ketegangan meningkat, yang memicu aksi jual di aset-aset berisiko seperti saham. Fenomena ini dikenal sebagai flight to safety atau “lari ke aset aman”.
Pergeseran Aset Investasi
Saat konflik geopolitik meletus, investor akan memindahkan dananya dari pasar saham ke instrumen yang dianggap lebih stabil. Aset safe haven yang menjadi primadona biasanya adalah:
* Emas: Logam mulia ini secara historis dianggap sebagai penyimpan nilai yang andal di saat krisis.
* Mata Uang Kuat: Dolar AS (USD) dan Swiss Franc (CHF) sering kali menguat karena dianggap sebagai tempat berlindung yang aman.
* Obligasi Pemerintah: Terutama obligasi yang diterbitkan oleh negara dengan ekonomi stabil seperti US Treasury Bonds.
Guncangan Harga Komoditas dan Inflasi
Konflik yang melibatkan negara-negara produsen utama dapat mengganggu rantai pasok global. Hal ini sering kali menyebabkan lonjakan drastis pada harga komoditas strategis seperti minyak mentah, gas alam, dan gandum.
Kenaikan harga ini tidak hanya membebani konsumen tetapi juga dapat memicu tekanan inflasi secara global. Bank sentral mungkin terpaksa menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi, yang selanjutnya dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan pasar keuangan.
Bagi para pelaku pasar, memahami dinamika ini sangat penting untuk dapat menavigasi portofolio investasi mereka di tengah ketidakpastian global yang disebabkan oleh faktor geopolitik.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar