Minggu, 26 Okt 2025
light_mode
Beranda » Budaya » Rebo Wekasan: Mengupas Mitos dan Ritual di Hari Rabu Terakhir Bulan Safar

Rebo Wekasan: Mengupas Mitos dan Ritual di Hari Rabu Terakhir Bulan Safar

  • account_circle Muhamad Fatoni
  • calendar_month Sab, 12 Jul 2025
  • visibility 35
  • comment 0 komentar

Di berbagai daerah di Indonesia, khususnya Jawa dan beberapa wilayah lainnya, dikenal sebuah tradisi atau keyakinan terkait hari Rabu Wekasan. Secara bahasa, ini berarti hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriah. Hari ini dipercaya oleh sebagian masyarakat memiliki potensi datangnya berbagai musibah atau bala.

Asal-usul keyakinan ini tidak sepenuhnya jelas dan tidak memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Namun, cerita dan mitos yang berkembang di masyarakat menyebutkan bahwa pada hari tersebut, Allah SWT menurunkan berbagai macam penyakit dan kesulitan. Oleh karena itu, muncullah berbagai ritual dan amalan yang bertujuan untuk menolak bala atau menjauhkan diri dari kesialan.

Ritual Tolak Bala dan Pandangan Ulama

Beberapa ritual yang umum dilakukan saat Rebo Wekasan antara lain adalah melaksanakan salat sunah khusus, membaca doa-doa tertentu, membuat dan membagikan sedekah berupa makanan atau minuman, hingga mandi atau berendam di sungai dengan harapan membersihkan diri dari energi negatif. Di beberapa tempat, bahkan ada tradisi membuat nasi ketan kuning yang ditaburi serundeng sebagai simbol penolak bala.

Meskipun demikian, sebagian besar ulama dan tokoh agama Islam tidak membenarkan keyakinan khusus terkait kesialan hari Rabu terakhir bulan Safar. Mereka menekankan bahwa tidak ada hari yang secara inheren membawa sial atau keberuntungan. Setiap waktu adalah baik dan ketentuan nasib berada di tangan Allah SWT. Amalan-amalan yang dianjurkan dalam Islam bersifat umum dan tidak terikat pada hari atau waktu tertentu untuk menolak bala.

Rebo Wekasan menjadi menarik sebagai fenomena budaya yang mencerminkan bagaimana kepercayaan lokal dan interpretasi agama dapat berinteraksi. Penting untuk memahami tradisi ini dalam konteks sosial dan budaya masyarakat Indonesia, sambil tetap berpegang pada ajaran agama yang benar. Alih-alih meyakini kesialan hari tertentu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, berdoa, dan berbuat kebaikan di setiap waktu.

  • Penulis: Muhamad Fatoni

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Ekonomi Sirkular: Mengubah Sampah Menjadi Sumber Daya Ekonomi Baru

    Ekonomi Sirkular: Mengubah Sampah Menjadi Sumber Daya Ekonomi Baru

    • calendar_month Kam, 17 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 29
    • 0Komentar

    Selama ini, kita akrab dengan model ekonomi linear: ambil, produksi, konsumsi, lalu buang. Model ini terbukti menghasilkan tumpukan sampah raksasa dan menguras sumber daya alam secara masif. Kini, sebuah solusi inovatif hadir untuk memutus rantai tersebut: ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular adalah sebuah sistem regeneratif di mana produk, komponen, dan material dijaga agar tetap memiliki nilai […]

  • Mengenal Graphene: Material Super untuk Elektronik Masa Depan

    Mengenal Graphene: Material Super untuk Elektronik Masa Depan

    • calendar_month Sen, 14 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Dunia teknologi berada di ambang revolusi baru berkat penemuan graphene, sebuah material yang sering disebut sebagai ‘material ajaib’. Graphene adalah lapisan tunggal atom karbon yang tersusun dalam struktur kisi heksagonal seperti sarang lebah. Ketebalannya yang hanya satu atom menjadikannya material paling tipis di dunia, namun memiliki serangkaian sifat super yang siap mengubah wajah elektronik masa […]

  • Lenong: Teater Komedi Khas Betawi yang Tak Lekang Waktu

    Lenong: Teater Komedi Khas Betawi yang Tak Lekang Waktu

    • calendar_month Sab, 16 Agu 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 34
    • 0Komentar

    Lenong adalah sebuah seni teater tradisional yang menjadi ikon kebudayaan masyarakat Betawi. Dikenal karena dialognya yang spontan, humor yang segar, dan interaksi langsung dengan penonton, Lenong bukan hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga cerminan dari kehidupan sosial sehari-hari masyarakat Betawi. Seni ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan dan acara-acara penting, seperti pernikahan dan sunatan. […]

  • Hyperpersonalization: Masa Depan Layanan Keuangan yang Sangat Individual

    Hyperpersonalization: Masa Depan Layanan Keuangan yang Sangat Individual

    • calendar_month Sen, 21 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Di era digital yang serba terhubung, nasabah mengharapkan lebih dari sekadar layanan keuangan yang standar. Mereka mendambakan pengalaman yang relevan, intuitif, dan disesuaikan secara unik dengan kebutuhan dan preferensi individual mereka. Inilah yang ditawarkan oleh hyperpersonalization. Lebih jauh dari sekadar personalisasi biasa, hyperpersonalization memanfaatkan data mendalam dan teknologi canggih untuk menghadirkan layanan keuangan yang terasa […]

  • Profil Investor Indonesia: Siapa Mereka dan Apa yang Mereka Investasikan?

    Profil Investor Indonesia: Siapa Mereka dan Apa yang Mereka Investasikan?

    • calendar_month Ming, 20 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 27
    • 0Komentar

    Pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan jutaan investor baru yang bergabung setiap tahunnya. Fenomena ini telah mengubah wajah investor domestik secara signifikan. Lantas, seperti apa profil investor Indonesia saat ini dan produk investasi apa yang menjadi favorit mereka? Berdasarkan data terbaru Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per pertengahan 2025, lanskap […]

  • Di Balik Layar LMKN: Proses Pengumpulan Royalti dari Berbagai Sektor

    Di Balik Layar LMKN: Proses Pengumpulan Royalti dari Berbagai Sektor

    • calendar_month Jum, 8 Agu 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 35
    • 0Komentar

    Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana musisi mendapatkan royalti dari lagu mereka yang diputar di mana-mana? Jawabannya ada pada Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN). Sebagai jembatan utama, LMKN memiliki proses pengumpulan royalti yang terstruktur dari berbagai sektor, memastikan hak ekonomi para pencipta terlindungi. Mari kita telusuri bagaimana proses ini berjalan di balik layar. Proses pengumpulan royalti LMKN […]

expand_less