Kamis, 17 Jul 2025
light_mode
Beranda » Ekonomi » Waspada! 4 Bias Kognitif yang Sering Menjerumuskan Keputusan Finansial Anda

Waspada! 4 Bias Kognitif yang Sering Menjerumuskan Keputusan Finansial Anda

  • account_circle Muhamad Fatoni
  • calendar_month Sen, 14 Jul 2025
  • visibility 5
  • comment 0 komentar

Kita semua ingin percaya bahwa setiap keputusan finansial yang kita ambil didasarkan pada logika dan data yang matang. Namun, otak kita sering kali mengambil ‘jalan pintas’ psikologis yang disebut bias kognitif. Jebakan mental ini bisa secara diam-diam menyabotase tujuan keuangan Anda tanpa disadari.

Memahami bias ini adalah langkah pertama untuk membuat keputusan yang lebih cerdas. Berikut adalah empat bias kognitif yang paling sering menjerumuskan kita dalam urusan finansial:

1. Bias Konfirmasi (Confirmation Bias)

Ini adalah kecenderungan untuk mencari, menafsirkan, dan mengingat informasi yang mendukung keyakinan kita yang sudah ada. Dalam investasi, Anda mungkin hanya akan membaca berita baik tentang saham yang Anda miliki dan mengabaikan semua sinyal peringatan atau berita buruk. Hal ini menciptakan pandangan yang tidak seimbang dan berbahaya.

2. Aversi Kerugian (Loss Aversion)

Secara psikologis, rasa sakit karena kehilangan uang terasa jauh lebih kuat daripada kebahagiaan saat mendapatkan keuntungan dalam jumlah yang sama. Bias ini sering membuat investor enggan menjual aset yang sedang merugi (cut loss), dengan harapan harganya akan kembali naik. Padahal, mempertahankan investasi yang buruk dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar.

3. Efek Ikut-ikutan (Herding Effect)

Rasa takut ketinggalan atau FOMO (Fear of Missing Out) adalah pendorong utama bias ini. Seseorang cenderung membuat keputusan investasi hanya karena banyak orang lain melakukannya, seperti ikut membeli aset kripto atau saham yang sedang viral tanpa melakukan riset sendiri. Perilaku ini sangat berisiko dan sering kali berujung pada kerugian saat gelembung (bubble) pecah.

4. Bias Terlalu Percaya Diri (Overconfidence)

Bias ini membuat seseorang melebih-lebihkan pengetahuan dan kemampuannya dalam berinvestasi. Mereka mungkin merasa bisa secara konsisten “mengalahkan pasar” dan akhirnya mengambil risiko yang tidak perlu, seperti kurang melakukan diversifikasi atau terlalu sering bertransaksi.

Langkah pertama untuk melawan bias ini adalah dengan kesadaran. Selalu pertimbangkan sudut pandang yang berlawanan, buat rencana investasi jangka panjang, dan jangan biarkan emosi sesaat mendikte keputusan finansial Anda.

 

  • Penulis: Muhamad Fatoni

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Merariq: Tradisi Kawin Lari Suku Sasak yang Penuh Gengsi dan Keberanian

    Merariq: Tradisi Kawin Lari Suku Sasak yang Penuh Gengsi dan Keberanian

    • calendar_month Kam, 3 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Lombok, permata Nusa Tenggara Barat, menyimpan kekayaan budaya yang memukau, salah satunya adalah tradisi perkawinan unik bernama Merariq. Bagi Suku Sasak, Merariq bukan sekadar kawin lari biasa, melainkan sebuah ritual adat yang sarat akan gengsi dan keberanian. Prosesinya yang khas dan syarat makna menjadikannya daya tarik tersendiri sekaligus cerminan nilai-nilai sosial masyarakat Sasak. Secara harfiah, […]

  • Filosofi di Balik Rumah Adat Tongkonan Toraja

    Filosofi di Balik Rumah Adat Tongkonan Toraja

    • calendar_month Sab, 5 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 5
    • 0Komentar

    Di dataran tinggi Tana Toraja, Sulawesi Selatan, berdiri megah sebuah mahakarya arsitektur yang ikonik: rumah adat Tongkonan. Dengan atapnya yang menjulang melengkung seperti perahu, Tongkonan bukan sekadar tempat tinggal. Bagi Suku Toraja, ia adalah pusat kehidupan, simbol status sosial, dan representasi filosofi mendalam yang berakar pada kepercayaan leluhur, Aluk To Dolo. Nama “Tongkonan” berasal dari […]

  • Mengenali Stres dan Cara Mengelolanya: Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Kesibukan

    Mengenali Stres dan Cara Mengelolanya: Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Kesibukan

    • calendar_month Jum, 20 Jun 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Di era modern yang serba cepat ini, stres telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Tuntutan pekerjaan, masalah pribadi, hingga informasi yang membanjiri, semuanya bisa memicu perasaan tertekan. Namun, mengenali tanda-tanda stres dan mengetahui cara mengelolanya adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental di tengah kesibukan. Stres tidak selalu buruk; sedikit tekanan justru bisa memotivasi kita. […]

  • Dari Tambang ke Energi: Mengungkap Proses Pengolahan Uranium Menjadi “Yellowcake”

    Dari Tambang ke Energi: Mengungkap Proses Pengolahan Uranium Menjadi “Yellowcake”

    • calendar_month Sel, 1 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Setelah ditambang, bijih uranium mentah belum siap digunakan sebagai bahan bakar nuklir. Dibutuhkan serangkaian tahapan kompleks untuk mengubahnya menjadi produk yang lebih murni dan terkonsentrasi. Artikel ini akan menguraikan proses pengolahan uranium, dari bijih yang baru diangkat dari tanah hingga menjadi serbuk kuning yang dikenal sebagai yellowcake. Tahapan Kunci dalam Pengolahan Bijih Uranium Pengolahan uranium […]

  • Mamapas Lewu: Ritual Sakral Suku Dayak untuk Membersihkan Lingkungan dari Pengaruh Buruk

    Mamapas Lewu: Ritual Sakral Suku Dayak untuk Membersihkan Lingkungan dari Pengaruh Buruk

    • calendar_month Kam, 10 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Indonesia kaya akan kearifan lokal yang sarat makna, salah satunya adalah Mamapas Lewu, sebuah ritual sakral yang dijalankan oleh Suku Dayak, khususnya Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Secara harfiah, “Mamapas” berarti membersihkan atau menyapu, dan “Lewu” berarti kampung atau lingkungan. Jadi, Mamapas Lewu adalah tradisi untuk membersihkan lingkungan dari segala pengaruh buruk. Ritual ini bukan […]

  • Transportasi Berkelanjutan: Langkah Nyata Mengurangi Jejak Karbon di Indonesia

    Transportasi Berkelanjutan: Langkah Nyata Mengurangi Jejak Karbon di Indonesia

    • calendar_month Kam, 3 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Sektor transportasi di Indonesia menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca yang signifikan. Untuk mencapai target Net Zero Emission dan mewujudkan lingkungan yang lebih sehat, transisi menuju transportasi berkelanjutan menjadi sebuah keniscayaan. Inovasi dan perubahan perilaku memegang peranan kunci dalam mengurangi jejak karbon sektor ini. Salah satu upaya penting adalah elektrifikasi kendaraan. Pemerintah Indonesia […]

expand_less