Kolintang: Alat Musik Kayu dari Minahasa yang Merdu
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Jum, 25 Jul 2025
- visibility 6
- comment 0 komentar

Sulawesi Utara memiliki kekayaan budaya yang beragam, dan salah satunya adalah Kolintang, alat musik pukul tradisional yang berasal dari Minahasa. Terbuat dari bilah-bilah kayu yang disusun secara berurutan berdasarkan nada diatonis, Kolintang menghasilkan melodi yang merdu dan harmonis. Keunikan alat musik ini tidak hanya terletak pada materialnya yang alami, tetapi juga pada teknik memainkannya yang membutuhkan kerjasama dan ketepatan antar pemain.
Bilah-bilah kayu Kolintang umumnya terbuat dari jenis kayu lokal yang berkualitas baik, seperti kayu telur, kayu wenuang, atau kayu cempaka. Setiap bilah kayu dipahat dan diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan nada yang berbeda ketika dipukul dengan menggunakan pemukul khusus. Satu set Kolintang biasanya terdiri dari beberapa bagian dengan rentang nada yang berbeda, mulai dari nada rendah hingga nada tinggi, memungkinkan untuk memainkan berbagai jenis musik.
Cara memainkan Kolintang melibatkan beberapa pemain yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian nada tertentu. Dibutuhkan koordinasi yang baik antar pemain untuk menghasilkan harmoni yang indah. Musik yang dihasilkan Kolintang seringkali ceria dan ritmis, namun juga bisa menghasilkan melodi yang lembut dan syahdu, tergantung pada jenis lagu yang dimainkan.
Secara tradisional, Kolintang digunakan dalam berbagai upacara adat, perayaan, dan acara-acara sosial di Minahasa. Namun, seiring perkembangan zaman, Kolintang juga mulai dimainkan untuk mengiringi berbagai genre musik, mulai dari lagu-lagu daerah, lagu pop, hingga aransemen musik klasik. Upaya pelestarian dan pengembangan Kolintang terus dilakukan oleh para seniman dan penggiat budaya Minahasa agar alat musik yang merdu ini tetap lestari dan semakin dikenal luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Keindahan suara dan nilai budaya yang terkandung dalam Kolintang menjadikannya salah satu warisan musik Indonesia yang tak ternilai harganya.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar