Ngejot di Bali: Indahnya Tradisi Berbagi Makanan Perekat Toleransi
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sen, 14 Jul 2025
- visibility 4
- comment 0 komentar

Tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena nilai-nilai budayanya yang luhur dan menyentuh. Salah satu tradisi yang paling mencerminkan keharmonisan sosialnya adalah Ngejot, sebuah praktik berbagi makanan antar tetangga yang hangat, terutama saat menyambut hari raya besar seperti Galungan, Kuningan, dan Nyepi.
Makna di Balik Tradisi Ngejot
Secara harfiah, Ngejot berarti “memberi” atau “mengantarkan”. Namun, tradisi ini menyimpan makna yang lebih dalam dari sekadar aktivitas memberi dan menerima makanan. Ngejot adalah wujud nyata dari rasa syukur (pemetu sane becik) atas berkah yang diterima dan keinginan tulus untuk berbagi kebahagiaan dengan orang-orang terdekat.
Makanan yang diantarkan—biasanya berupa hidangan khas hari raya seperti lawar, sate lilit, urap, serta aneka jajanan tradisional (jaja Bali)—dibuat dengan sepenuh hati. Momen ketika tetangga saling mengantarkan rantang atau wadah berisi masakan menjadi simbol kebersamaan yang mempererat ikatan kekeluargaan dalam lingkungan masyarakat (banjar).
Simbol Toleransi Lintas Keyakinan
Keistimewaan tradisi Ngejot yang paling menonjol adalah praktiknya yang melintasi batas-batas agama dan keyakinan. Saat umat Hindu merayakan Galungan, mereka tidak hanya berbagi dengan sesama umat Hindu, tetapi juga dengan tetangga mereka yang beragama Islam, Kristen, atau lainnya. Hal ini sebagai bentuk penghormatan dan pemberitahuan bahwa mereka sedang merayakan hari besar.
Sebaliknya, saat umat Muslim merayakan Idul Fitri, banyak dari mereka yang juga melakukan hal serupa kepada tetangga Hindunya. Praktik timbal balik inilah yang menjadikan Ngejot sebagai bukti hidup tingginya toleransi beragama di Bali, di mana perbedaan dirayakan dengan kehangatan dan rasa saling menghormati.
Kesimpulan
Tradisi Ngejot adalah praktik sederhana yang memiliki dampak sosial luar biasa. Ia mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kemampuan untuk berbagi dan menghargai sesama. Di tengah tantangan zaman, semangat Ngejot tetap relevan sebagai fondasi kokoh untuk menjaga kerukunan dan persaudaraan sejati di Pulau Dewata.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar