Apa Saja Dampak Kesehatan dari Paparan Uranium Terdeplesi?
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sen, 7 Jul 2025
- visibility 6
- comment 0 komentar

Dampak kesehatan uranium terdeplesi (DU) menjadi perhatian serius bagi tentara, warga sipil, dan petugas pemulihan di zona konflik. Ancaman utamanya bersifat ganda: toksisitas kimia sebagai logam berat dan risiko radiologis jangka panjang. Dari keduanya, para ahli sering kali lebih menyoroti bahaya kimianya.
Sebagai logam berat, toksisitas kimia DU mirip dengan timbal atau merkuri. Ketika debu uranium dari amunisi yang hancur terhirup atau tertelan, partikelnya dapat mengendap di dalam tubuh. Organ yang paling rentan adalah ginjal. Paparan dalam dosis tinggi terbukti dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang signifikan, karena organ ini bekerja keras untuk menyaring racun tersebut dari darah. Ini adalah risiko uranium terdeplesi yang paling terbukti secara klinis.
Di sisi radiologis, meskipun radioaktivitasnya rendah, DU tetap memancarkan partikel alfa. Di luar tubuh, partikel ini tidak berbahaya karena tidak dapat menembus kulit. Namun, jika partikel DU masuk ke dalam tubuh (paparan internal), mereka dapat merusak sel-sel di sekitarnya secara langsung. Paparan internal jangka panjang ini menimbulkan kekhawatiran akan peningkatan risiko kanker, terutama kanker paru-paru jika debu terhirup.
Studi terhadap veteran perang dan warga sipil di area yang terkontaminasi DU terus meneliti hubungan ini, meskipun tingkat risikonya masih menjadi subjek perdebatan ilmiah. Secara keseluruhan, warisan beracun dari amunisi DU di zona konflik menciptakan tantangan kesehatan masyarakat yang berlangsung lama setelah pertempuran usai, menuntut pembersihan lingkungan dan pemantauan kesehatan yang cermat.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar