Bagaimana Uranium Merusak Ekosistem?
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Rab, 9 Jul 2025
- visibility 4
- comment 0 komentar

Ketika uranium mencemari tanah dan air, dampaknya terasa di seluruh jaring-jaring makanan. Unsur ini tidak hanya bersifat radioaktif tetapi juga beracun secara kimia.
* Kontaminasi Air dan Tanah: Uranium yang larut dalam air dapat menyebar luas, meracuni perairan dan mengendap di dasar sungai atau danau. Di darat, ia merusak struktur tanah, membunuh mikroorganisme penting yang menjaga kesuburan, dan membuat lahan menjadi tidak layak untuk ditanami.
* Dampak pada Tumbuhan (Flora): Tanaman yang tumbuh di tanah tercemar akan menyerap uranium melalui akarnya. Akumulasi zat beracun ini dapat menghambat pertumbuhan, menyebabkan kelainan genetik, dan bahkan kematian. Tumbuhan yang terkontaminasi ini menjadi gerbang masuknya uranium ke rantai makanan.
Ancaman bagi Satwa Liar
Dampak uranium pada satwa liar terjadi melalui beberapa jalur, mulai dari paparan langsung hingga melalui makanan yang mereka konsumsi.
* Bioakumulasi: Hewan herbivora yang memakan tumbuhan terkontaminasi akan menumpuk uranium di dalam tubuh mereka, terutama di tulang, hati, dan ginjal. Proses ini disebut bioakumulasi.
* Biomagnifikasi: Predator yang memangsa herbivora tersebut akan menerima dosis uranium yang lebih tinggi. Konsentrasi racun ini terus meningkat pada tingkatan trofik yang lebih tinggi dalam rantai makanan, sebuah fenomena yang dikenal sebagai biomagnifikasi.
Paparan kronis terhadap uranium dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada hewan, seperti kerusakan organ, gangguan reproduksi, sistem kekebalan tubuh yang melemah, dan peningkatan risiko kanker. Pada akhirnya, pencemaran uranium tidak hanya mengancam individu satwa liar tetapi juga dapat mengurangi keanekaragaman hayati dan merusak stabilitas ekosistem secara keseluruhan.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar