Menelusuri Jejak Uranium di Alam: Dari Batuan Purba Hingga Energi Masa Depan
- account_circle pinter dikit
- calendar_month Jum, 27 Jun 2025
- visibility 6
- comment 0 komentar

Uranium, sebuah logam berat radioaktif, sering kali diasosiasikan dengan energi nuklir dan teknologi canggih. Namun, tahukah Anda di mana uranium ditemukan dan bagaimana ia terbentuk? Unsur primordial ini ternyata memiliki jejak yang tersebar luas di kerak bumi, terbentuk melalui proses kosmik dan geologis yang memakan waktu miliaran tahun.
Secara alami, uranium di alam dapat ditemukan dalam konsentrasi rendah di hampir semua batuan, tanah, dan bahkan air. Unsur ini lebih melimpah daripada emas atau perak. Namun, cadangan yang layak secara ekonomi biasanya terkonsentrasi dalam deposit mineral tertentu, dengan mineral utamanya adalah uraninit. Negara-negara dengan cadangan uranium terbesar di dunia saat ini meliputi Kazakhstan, Kanada, dan Australia. Uranium umumnya ditambang dari batuan beku seperti granit, serta batuan sedimen tempat ia terakumulasi melalui proses pengendapan air tanah.
Lalu, bagaimana uranium terbentuk? Prosesnya bermula dari peristiwa ledakan bintang atau supernova miliaran tahun lalu, jauh sebelum planet Bumi ada. Unsur berat ini kemudian menjadi bagian dari materi awal yang membentuk tata surya kita.
Saat Bumi terbentuk, uranium menjadi salah satu komponennya. Di dalam perut bumi, uranium terkonsentrasi melalui proses geologis. Ketika magma mendingin secara perlahan, atom uranium yang berat cenderung terkumpul di sisa cairan magma yang kemudian membeku menjadi batuan. Selain itu, air tanah dapat melarutkan, memindahkan, dan mengendapkan kembali uranium di lokasi baru, membentuk deposit yang lebih kaya dan ekonomis untuk ditambang.
Dari ledakan bintang purba hingga terkonsentrasi di batuan, perjalanan uranium sangat panjang. Pemahaman ini penting mengingat perannya sebagai bahan bakar utama untuk energi nuklir, sumber energi rendah karbon bagi masa depan.
- Penulis: pinter dikit
Saat ini belum ada komentar