Sabtu, 12 Jul 2025
light_mode
Beranda » Edukasi » Menelusuri Jejak Uranium di Alam: Dari Batuan Purba Hingga Energi Masa Depan

Menelusuri Jejak Uranium di Alam: Dari Batuan Purba Hingga Energi Masa Depan

  • account_circle Muhamad Fatoni
  • calendar_month Jum, 27 Jun 2025
  • visibility 9
  • comment 0 komentar

Uranium, sebuah logam berat radioaktif, sering kali diasosiasikan dengan energi nuklir dan teknologi canggih. Namun, tahukah Anda di mana uranium ditemukan dan bagaimana ia terbentuk? Unsur primordial ini ternyata memiliki jejak yang tersebar luas di kerak bumi, terbentuk melalui proses kosmik dan geologis yang memakan waktu miliaran tahun.

Secara alami, uranium di alam dapat ditemukan dalam konsentrasi rendah di hampir semua batuan, tanah, dan bahkan air. Unsur ini lebih melimpah daripada emas atau perak. Namun, cadangan yang layak secara ekonomi biasanya terkonsentrasi dalam deposit mineral tertentu, dengan mineral utamanya adalah uraninit. Negara-negara dengan cadangan uranium terbesar di dunia saat ini meliputi Kazakhstan, Kanada, dan Australia. Uranium umumnya ditambang dari batuan beku seperti granit, serta batuan sedimen tempat ia terakumulasi melalui proses pengendapan air tanah.

Lalu, bagaimana uranium terbentuk? Prosesnya bermula dari peristiwa ledakan bintang atau supernova miliaran tahun lalu, jauh sebelum planet Bumi ada. Unsur berat ini kemudian menjadi bagian dari materi awal yang membentuk tata surya kita.

Saat Bumi terbentuk, uranium menjadi salah satu komponennya. Di dalam perut bumi, uranium terkonsentrasi melalui proses geologis. Ketika magma mendingin secara perlahan, atom uranium yang berat cenderung terkumpul di sisa cairan magma yang kemudian membeku menjadi batuan. Selain itu, air tanah dapat melarutkan, memindahkan, dan mengendapkan kembali uranium di lokasi baru, membentuk deposit yang lebih kaya dan ekonomis untuk ditambang.

Dari ledakan bintang purba hingga terkonsentrasi di batuan, perjalanan uranium sangat panjang. Pemahaman ini penting mengingat perannya sebagai bahan bakar utama untuk energi nuklir, sumber energi rendah karbon bagi masa depan.

  • Penulis: Muhamad Fatoni

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Sampah Bukan Sekadar Masalah: Memahami Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

    Sampah Bukan Sekadar Masalah: Memahami Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

    • calendar_month Sel, 24 Jun 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Sampah seringkali dianggap sepele, padahal merupakan salah satu masalah lingkungan terbesar yang kita hadapi. Penumpukan sampah mengancam kesehatan ekosistem, mencemari tanah dan air, serta berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Untuk mengatasi krisis ini, kita perlu memahami konsep 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle – sebuah filosofi yang melampaui sekadar membuang sampah. Reduce (Mengurangi) adalah langkah […]

  • Central Bank Digital Currency (CBDC): Ancaman atau Peluang bagi Kripto?

    Central Bank Digital Currency (CBDC): Ancaman atau Peluang bagi Kripto?

    • calendar_month 11 jam yang lalu
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Di tengah kemajuan teknologi keuangan, konsep Central Bank Digital Currency (CBDC) atau Mata Uang Digital Bank Sentral semakin menjadi sorotan global. Di Indonesia sendiri, Bank Indonesia tengah menggodok inisiatif Rupiah Digital melalui Proyek Garuda. CBDC pada dasarnya adalah versi digital dari mata uang fiat resmi suatu negara, yang diterbitkan dan dijamin sepenuhnya oleh bank sentral. […]

  • Ubud: Menemukan Kedamaian di Jantung Spiritual dan Budaya Bali

    Ubud: Menemukan Kedamaian di Jantung Spiritual dan Budaya Bali

    • calendar_month Jum, 4 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Terletak di antara perbukitan hijau dan jurang sungai yang subur, Ubud telah lama dikenal sebagai jantung spiritual dan budaya Pulau Dewata. Jauh dari hiruk pikuk pantai selatan, Ubud menawarkan sebuah oase kedamaian yang memanggil para pencari ketenangan, seniman, dan pegiat yoga dari seluruh dunia. Suasananya yang unik menjadikan Ubud destinasi wajib bagi siapa pun yang […]

  • Bias dalam AI: Menyoroti dan Mengatasi Ketidakadilan Algoritma

    Bias dalam AI: Menyoroti dan Mengatasi Ketidakadilan Algoritma

    • calendar_month Sel, 1 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Seiring dengan semakin merasuknya Kecerdasan Buatan (AI) ke berbagai aspek kehidupan, penting untuk menyadari adanya isu krusial yang mengintai di balik kecanggihannya: bias dalam AI. Bias terjadi ketika data pelatihan yang digunakan untuk mengembangkan model AI mencerminkan prasangka, stereotip, atau ketidakseimbangan yang ada di dunia nyata. Akibatnya, sistem AI yang dihasilkan dapat secara tidak adil […]

  • Etika AI: Menyeimbangkan Inovasi dan Tanggung Jawab Sosial

    Etika AI: Menyeimbangkan Inovasi dan Tanggung Jawab Sosial

    • calendar_month Kam, 26 Jun 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 6
    • 0Komentar

    Pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) menawarkan potensi inovasi yang luar biasa di berbagai bidang. Namun, kemajuan ini juga memunculkan pertanyaan mendasar terkait etika AI. Bagaimana kita dapat menyeimbangkan inovasi dengan tanggung jawab sosial agar AI memberikan manfaat maksimal bagi umat manusia tanpa menimbulkan kerugian atau ketidakadilan? Salah satu isu etika utama dalam AI adalah bias. […]

  • Ulos Batak: Mengungkap Sejarah dan Simbolisme Kain Adat Suku Batak

    Ulos Batak: Mengungkap Sejarah dan Simbolisme Kain Adat Suku Batak

    • calendar_month Ming, 6 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 5
    • 0Komentar

    Bagi Suku Batak di Sumatera Utara, sehelai kain bukan hanya penutup tubuh, melainkan identitas dan warisan budaya yang hidup. Itulah Ulos Batak, kain tenun tradisional yang kaya akan sejarah dan makna mendalam. Lebih dari sekadar pakaian adat, Ulos merupakan simbol restu, kasih sayang, dan status sosial yang tak ternilai harganya. Sejarah kain Ulos berawal dari […]

expand_less