Ricardian Equivalence: Apakah Stimulus Fiskal yang Dibiayai Utang Benar-Benar Efektif?
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sel, 16 Sep 2025
- visibility 8
- comment 0 komentar

Dalam dunia ekonomi, sering ada perdebatan tentang efektivitas stimulus fiskal. Ketika pemerintah meningkatkan pengeluaran dengan cara berutang, banyak yang percaya langkah itu akan menstimulasi ekonomi. Namun, teori Ricardian Equivalence, yang dipopulerkan oleh ekonom Robert Barro, menantang pandangan konvensional ini. Teori ini berpendapat bahwa stimulus fiskal yang didanai oleh utang tidak akan memiliki efek nyata terhadap permintaan agregat dan tidak akan mendorong pertumbuhan.
Logika di Balik Ricardian Equivalence
Inti dari teori ini adalah pemikiran rasional dari masyarakat. Ketika pemerintah berutang untuk membiayai pengeluaran saat ini, masyarakat akan menyadari bahwa utang tersebut harus dilunasi di masa depan, kemungkinan besar melalui pajak yang lebih tinggi. Dengan kata lain, utang hari ini adalah pajak esok hari.
Masyarakat yang rasional, atau setidaknya sebagian besar dari mereka, tidak akan melihat uang stimulus sebagai pendapatan “gratis.” Sebaliknya, mereka akan memperkirakan kenaikan pajak di masa depan dan cenderung menabung sebagian besar atau seluruh uang yang mereka terima dari stimulus tersebut. Mereka menabung untuk mempersiapkan diri menghadapi beban pajak di masa depan. Akibatnya, alih-alih meningkatkan belanja dan menstimulasi ekonomi, uang stimulus justru disimpan, sehingga tidak ada peningkatan signifikan pada permintaan agregat.
Perdebatan dan Keterbatasan
Teori Ricardian Equivalence memang terdengar logis, namun dalam praktiknya, teori ini memiliki beberapa keterbatasan. Asumsi bahwa semua orang bertindak rasional dan memiliki pengetahuan sempurna tentang kebijakan fiskal di masa depan mungkin tidak selalu realistis. Selain itu, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menabung. Masyarakat yang berpenghasilan rendah mungkin akan membelanjakan uang stimulus untuk kebutuhan mendesak.
Penting juga untuk dicatat bahwa teori ini mengabaikan beberapa faktor lain, seperti kesulitan masyarakat dalam meminjam (credit constraint) atau horizon perencanaan yang terbatas. Oleh karena itu, meski menjadi poin perdebatan penting, Ricardian Equivalence menunjukkan bahwa dampak stimulus fiskal yang didanai utang tidak sesederhana yang dibayangkan. Efektivitasnya sangat tergantung pada perilaku dan ekspektasi masyarakat.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar