David Ricardo dan Keunggulan Komparatif: Dasar Perdagangan Bebas π
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Kam, 4 Des 2025
- visibility 12
- comment 0 komentar

David Ricardo (1772β1823), seorang ekonom politik klasik Inggris, adalah salah satu pemikir paling penting dalam sejarah ekonomi, terutama karena kontribusinya pada teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage). Teori ini, yang dijelaskan dalam karyanya On the Principles of Political Economy and Taxation (1817), menjadi dasar filosofis utama bagi argumen perdagangan bebas global hingga saat ini.
Mengatasi Keunggulan Absolut
Sebelum Ricardo, Adam Smith memperkenalkan konsep Keunggulan Absolut (Absolute Advantage), di mana suatu negara harus berspesialisasi dalam memproduksi barang yang ia hasilkan paling efisien dibandingkan negara lain. Namun, Ricardo mengajukan pertanyaan penting: bagaimana jika suatu negara memiliki keunggulan absolut dalam segala hal, sementara negara lain tidak memiliki keunggulan dalam apa pun?
Inilah tempat Keunggulan Komparatif masuk. Ricardo menunjukkan bahwa perdagangan masih akan menguntungkan bagi kedua negara bahkan jika satu negara lebih efisien dalam memproduksi semua barang. Yang penting bukanlah keunggulan absolut, melainkan biaya peluang (opportunity cost).
Inti dari Keunggulan Komparatif
Keunggulan Komparatif terjadi ketika suatu negara dapat memproduksi suatu barang dengan biaya peluang yang lebih rendah dibandingkan negara lain.
Misalnya, Negara A sangat mahir memproduksi Komputer dan Kain. Negara B kurang mahir dalam keduanya. Meskipun Negara A memiliki keunggulan absolut dalam keduanya, jika Negara A mengorbankan lebih sedikit komputer untuk memproduksi kain daripada yang dikorbankan Negara B, maka Negara A memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi Kain. Negara B harus fokus pada Komputer (di mana kerugiannya paling kecil), dan kemudian mereka berdua berdagang.
Dengan berspesialisasi pada barang di mana biaya peluang mereka paling rendah (keunggulan komparatif), total output global akan meningkat, dan kedua negara dapat mengonsumsi lebih banyak barang daripada yang mereka hasilkan sendiri.
Implikasi untuk Perdagangan Bebas
Teori Keunggulan Komparatif menyediakan argumen yang kuat untuk perdagangan bebas. Ricardo menunjukkan bahwa proteksionisme (seperti tarif atau kuota) akan merugikan semua pihak. Dengan membuka diri terhadap perdagangan internasional, negara-negara didorong untuk berspesialisasi, meningkatkan efisiensi global, dan pada akhirnya, meningkatkan kemakmuran untuk semua yang berpartisipasi. Gagasan ini tetap menjadi batu penjuru dalam kebijakan ekonomi dan hubungan internasional modern.
- Penulis: Muhamad Fatoni

Saat ini belum ada komentar