Inflasi: Musuh dalam Selimut atau Tanda Ekonomi yang Sehat?
- account_circle pinter dikit
- calendar_month Sen, 30 Jun 2025
- visibility 2
- comment 0 komentar

Pernah merasa uang Rp100.000 sekarang terasa lebih cepat habis dibanding beberapa tahun lalu? Fenomena ini bukanlah sekadar perasaan, melainkan dampak nyata dari apa yang disebut para ekonom sebagai inflasi. Inflasi sering kali digambarkan sebagai momok yang menggerogoti nilai uang kita. Namun, apakah ia sepenuhnya jahat, atau justru bisa menjadi pertanda baik?
Secara sederhana, inflasi adalah proses kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Ketika inflasi terjadi, daya beli uang Anda menurun. Uang dengan jumlah yang sama akan mendapatkan lebih sedikit barang dibandingkan sebelumnya. Inilah sisi “musuh dalam selimut” dari inflasi. Jika tidak terkendali, inflasi yang tinggi dapat mengacaukan anggaran rumah tangga, merugikan para penabung, dan menciptakan ketidakpastian ekonomi.
Namun, memandang inflasi sebagai penjahat tunggal tidak sepenuhnya akurat. Dalam kadar yang terkendali, inflasi justru bisa menjadi tanda ekonomi yang sehat dan dinamis. Inflasi yang rendah dan stabil (biasanya di kisaran 2-3%) sering kali merupakan produk sampingan dari pertumbuhan ekonomi yang kuat. Saat permintaan konsumen tinggi dan bisnis berjalan lancar, kenaikan harga secara perlahan menjadi hal yang wajar.
Inflasi tingkat rendah juga mendorong orang untuk membelanjakan atau menginvestasikan uangnya daripada hanya menyimpannya. Mengapa? Karena mereka tahu nilai uang tersebut akan sedikit berkurang di masa depan. Hal ini memacu perputaran uang dan investasi yang menjadi bahan bakar pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini jauh lebih baik daripada lawannya, deflasi (penurunan harga), yang dapat menyebabkan ekonomi macet total.
Jadi, jawabannya terletak pada “kadar”-nya. Inflasi yang liar dan tidak terkendali adalah musuh perekonomian. Namun, inflasi yang rendah dan stabil, seperti yang selalu dijaga oleh Bank Indonesia melalui kebijakan moneternya, adalah tanda bahwa roda ekonomi sedang berputar. Kuncinya adalah keseimbangan, menjadikan inflasi bukan musuh yang harus dimusnahkan, melainkan kekuatan yang harus dikelola dengan bijak.
- Penulis: pinter dikit
Saat ini belum ada komentar