Menutup Kesenjangan Gaji Berdasarkan Gender: Analisis dan Solusi Ekonomi
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sel, 15 Jul 2025
- visibility 2
- comment 0 komentar

Kesenjangan gaji berdasarkan gender (gender pay gap) adalah sebuah realitas ekonomi global, termasuk di Indonesia, di mana rata-rata pendapatan perempuan secara konsisten lebih rendah dibandingkan laki-laki. Isu ini bukan sekadar tentang keadilan sosial, tetapi juga tentang efisiensi dan pertumbuhan ekonomi. Untuk menyelesaikannya, kita perlu analisis mendalam dan solusi yang terstruktur.
Analisis ekonomi menunjukkan bahwa kesenjangan ini disebabkan oleh beberapa faktor kompleks. Pertama, segregasi okupasi, di mana perempuan cenderung terkonsentrasi pada sektor-sektor pekerjaan dengan skala upah yang lebih rendah (misalnya, administrasi, perawatan), sementara laki-laki mendominasi sektor berupah tinggi seperti teknologi dan konstruksi.
Kedua, fenomena “motherhood penalty” atau penalti menjadi ibu. Perempuan sering kali harus mengambil jeda karier atau mengurangi jam kerja untuk mengurus anak, yang berdampak negatif pada akumulasi pengalaman, jenjang karier, dan potensi pendapatan jangka panjang mereka. Ini diperparah oleh ekspektasi sosial yang memberikan “beban ganda” pada perempuan untuk urusan domestik dan profesional. Terakhir, bias tidak sadar dalam proses perekrutan, evaluasi kinerja, dan negosiasi gaji masih menjadi penghalang signifikan.
Lalu, apa solusi ekonominya?
* Menerapkan Transparansi Gaji: Ketika perusahaan bersikap terbuka mengenai rentang gaji untuk setiap posisi, praktik pembayaran yang tidak adil menjadi lebih sulit untuk disembunyikan dan lebih mudah untuk diperbaiki.
* Kebijakan Cuti Parental yang Setara: Menyediakan dan mendorong ayah untuk mengambil cuti pengasuhan anak (paternity leave) dapat membantu mendistribusikan beban domestik secara lebih adil dan mengurangi “motherhood penalty”.
* Mendorong Partisipasi Perempuan di Bidang STEM: Memberikan insentif dan dukungan bagi perempuan untuk memasuki bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika dapat membantu mengurangi segregasi okupasi.
Menutup kesenjangan gaji bukan hanya tentang menaikkan pendapatan perempuan, ini adalah strategi ekonomi cerdas untuk meningkatkan daya beli masyarakat, mendorong pertumbuhan, dan memaksimalkan potensi seluruh angkatan kerja.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar