Valuasi Saham: Cara Mengetahui Apakah Sebuah Saham Murah atau Mahal
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Ming, 6 Jul 2025
- visibility 4
- comment 0 komentar

Bagi banyak investor pemula, pertanyaan terbesar saat melihat daftar saham adalah: “Apakah harga saham ini murah atau sudah mahal?” Sering kali, kita keliru menganggap saham dengan harga Rp100 per lembar itu murah, sementara saham seharga Rp5.000 dianggap mahal. Padahal, asumsi ini bisa sangat menyesatkan.
Di sinilah valuasi saham memegang peranan krusial. Valuasi adalah sebuah analisis untuk menentukan nilai intrinsik atau harga wajar sebuah saham. Dengan melakukan valuasi, investor dapat membuat keputusan yang lebih cerdas, bukan sekadar ikut-ikutan tren.
Metode Populer untuk Valuasi Saham 📊
Meskipun ada banyak metode valuasi, dua rasio berikut menjadi yang paling umum digunakan oleh investor dalam melakukan analisis fundamental untuk menilai apakah suatu saham tergolong murah atau mahal.
* Price-to-Earnings Ratio (PER atau P/E Ratio)
Metode ini membandingkan harga saham saat ini dengan laba bersih per saham yang dihasilkan perusahaan. Secara sederhana, PER menunjukkan berapa rupiah yang rela dibayar investor untuk setiap satu rupiah laba perusahaan. Aturan umumnya: semakin rendah PER dibandingkan rata-rata industrinya, semakin murah valuasi saham tersebut.
* Price-to-Book Value (PBV atau P/B Ratio)
Metode ini membandingkan harga saham dengan nilai buku (total aset dikurangi total utang) per saham. Rasio ini mengukur seberapa tinggi pasar menghargai nilai aset bersih perusahaan. Saham dengan PBV di bawah 1 sering kali dianggap undervalued atau berpotensi murah.
Kesimpulan
Memahami valuasi saham adalah fondasi penting untuk menjadi investor yang cerdas. Rasio seperti PER dan PBV adalah alat bantu awal yang sangat berguna untuk menyaring saham. Dengan tidak hanya melihat harga, tetapi juga nilainya, Anda memiliki peluang lebih besar untuk menemukan saham berkualitas dengan harga yang wajar dan terhindar dari membeli saham yang nilainya sudah terlalu tinggi.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar