Kamis, 18 Des 2025
light_mode
Trending Tags
Beranda » Inovasi » Apa Itu Amunisi Uranium Terdeplesi dan Mengapa Kontroversial?

Apa Itu Amunisi Uranium Terdeplesi dan Mengapa Kontroversial?

  • account_circle Muhamad Fatoni
  • calendar_month Sen, 7 Jul 2025
  • visibility 57
  • comment 0 komentar

Uranium terdeplesi (DU) adalah material yang sering menjadi sorotan dalam konflik modern, terutama karena penggunaannya dalam amunisi penembus lapis baja. Namun, apa sebenarnya DU dan mengapa penggunaannya begitu diperdebatkan?

Uranium terdeplesi adalah produk sampingan dari proses pengayaan uranium untuk bahan bakar reaktor nuklir atau senjata. Dalam proses ini, isotop Uranium-235 yang lebih radioaktif diambil, menyisakan uranium yang sebagian besar terdiri dari Uranium-238. Hasilnya adalah logam dengan tingkat radioaktivitas sekitar 40% lebih rendah dari uranium alam, namun memiliki sifat fisik yang sangat unik.

Alasan utama militer menggunakan DU adalah kepadatan tingginya yang luar biasa, sekitar 1,7 kali lebih padat dari timbal. Ketika dibentuk menjadi proyektil, material ini mampu menembus pelindung baja tebal pada tank dan kendaraan lapis baja dengan sangat efektif. Selain itu, DU bersifat piroforik, artinya ia akan terbakar secara spontan saat menghantam target dengan kecepatan tinggi, meningkatkan daya hancur di dalam kendaraan musuh.

Kontroversi utamanya terletak pada dampak jangka panjangnya. Saat amunisi uranium ini menghantam target, ia menciptakan debu halus partikel DU yang beracun. Jika terhirup atau tertelan, partikel logam berat ini dapat menimbulkan risiko kesehatan serius, termasuk kerusakan ginjal dan potensi peningkatan risiko kanker. Sisa-sisa proyektil ini juga dapat mencemari tanah dan air di zona konflik selama bertahun-tahun, mengancam warga sipil dan personel pemulihan pasca-perang.

Penggunaan uranium terdeplesi menunjukkan dilema kompleks: efektivitas militer di satu sisi, dan ancaman kesehatan serta lingkungan jangka panjang di sisi lain. Akibatnya, statusnya terus menjadi subjek perdebatan sengit di panggung internasional.

 

  • Penulis: Muhamad Fatoni

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Inovasi Perbankan: Digitalisasi Layanan Keuangan di Ujung Jari

    Inovasi Perbankan: Digitalisasi Layanan Keuangan di Ujung Jari

    • calendar_month Rab, 9 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 51
    • 0Komentar

    Industri perbankan telah mengalami revolusi besar berkat digitalisasi layanan keuangan. Inovasi ini secara fundamental mengubah cara nasabah berinteraksi dengan bank, menjadikan layanan lebih cepat, mudah diakses, dan efisien. Transformasi ini didorong oleh perkembangan teknologi dan perubahan perilaku konsumen yang semakin menuntut kemudahan dalam setiap transaksi. Pilar utama dari inovasi ini adalah mobile banking dan internet […]

  • Mining Kripto: Cara Kerja dan Tantangannya di Tahun 2025

    Mining Kripto: Cara Kerja dan Tantangannya di Tahun 2025

    • calendar_month Jum, 11 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 61
    • 0Komentar

    Mining atau penambangan kripto adalah proses fundamental yang menjadi tulang punggung bagi banyak aset digital, terutama Bitcoin. Ini adalah mekanisme yang tidak hanya menciptakan koin baru, tetapi juga memvalidasi dan mengamankan transaksi dalam jaringan blockchain. Namun, seiring berjalannya waktu, cara kerja dan tantangan mining telah berevolusi secara signifikan. Bagaimana Cara Kerja Mining? Proses mining yang […]

  • Lebih dari Sekadar Rumput: Tanaman Penutup Tanah, “Selimut” Ajaib untuk Lahan Pertanian

    Lebih dari Sekadar Rumput: Tanaman Penutup Tanah, “Selimut” Ajaib untuk Lahan Pertanian

    • calendar_month Kam, 28 Agu 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 44
    • 0Komentar

    Tanaman penutup tanah, atau cover crops, sering kali dipandang sebelah mata. Padahal, praktik ini adalah salah satu strategi paling efektif dan ramah lingkungan untuk menjaga kesehatan tanah. Cover crops bukanlah tanaman utama yang akan dipanen, melainkan “selimut” alami yang ditanam di luar musim tanam atau di sela-sela barisan tanaman utama. Mencegah Erosi dan Menjaga Kelembapan […]

  • Mendeteksi Penyakit Tanaman Lebih Dini dengan Biosensor

    Mendeteksi Penyakit Tanaman Lebih Dini dengan Biosensor

    • calendar_month Rab, 20 Agu 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 48
    • 0Komentar

    Petani di seluruh dunia sering menghadapi tantangan besar: mendeteksi penyakit tanaman pada tahap awal. Penyakit yang tidak terdeteksi dini dapat menyebar dengan cepat, menyebabkan kerugian besar pada hasil panen. Namun, dengan kemajuan bioteknologi, kini hadir solusi inovatif: biosensor. Teknologi canggih ini memungkinkan deteksi penyakit tanaman lebih dini, bahkan sebelum gejala fisik terlihat, sehingga petani dapat […]

  • Gagal Inovasi: Belajar dari Kesalahan Raksasa Teknologi

    Gagal Inovasi: Belajar dari Kesalahan Raksasa Teknologi

    • calendar_month Sel, 15 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 62
    • 0Komentar

    Di dunia teknologi yang bergerak cepat, inovasi adalah kunci utama kesuksesan. Namun, di balik setiap produk revolusioner yang berhasil, terdapat deretan gagal inovasi yang sering kali dilupakan. Ironisnya, pelajaran paling berharga sering kali datang bukan dari kemenangan, tetapi dari kegagalan, bahkan yang dialami oleh para raksasa teknologi sekalipun. Kisah-kisah kegagalan produk dari perusahaan ternama menjadi […]

  • David Ricardo dan Keunggulan Komparatif: Dasar Perdagangan Bebas 🌐

    David Ricardo dan Keunggulan Komparatif: Dasar Perdagangan Bebas 🌐

    • calendar_month Kam, 4 Des 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 12
    • 0Komentar

    David Ricardo (1772–1823), seorang ekonom politik klasik Inggris, adalah salah satu pemikir paling penting dalam sejarah ekonomi, terutama karena kontribusinya pada teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage). Teori ini, yang dijelaskan dalam karyanya On the Principles of Political Economy and Taxation (1817), menjadi dasar filosofis utama bagi argumen perdagangan bebas global hingga saat ini. Mengatasi Keunggulan […]

expand_less