Bioakumulasi Uranium: Ancaman Tak Terlihat dalam Rantai Makanan
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Kam, 10 Jul 2025
- visibility 4
- comment 0 komentar

Ketika uranium mencemari lingkungan, bahayanya tidak berhenti di tanah atau air. Unsur radioaktif ini dapat menyusup ke dalam rantai makanan, menciptakan ancaman tersembunyi yang dampaknya semakin besar pada setiap tingkatan. Proses ini dikenal sebagai bioakumulasi dan biomagnifikasi.
Tahap 1: Bioakumulasi di Tingkat Dasar
Semuanya berawal dari tingkat paling dasar ekosistem. Tumbuhan, alga, dan mikroorganisme yang hidup di tanah atau air yang terkontaminasi akan menyerap uranium. Proses ini disebut bioakumulasi, di mana organisme menyerap zat kontaminan lebih cepat daripada kemampuannya untuk mengeluarkannya. Akibatnya, konsentrasi uranium menumpuk di dalam jaringan mereka, mengubah produsen dasar ini menjadi sumber racun bagi organisme lain.
Tahap 2: Biomagnifikasi Menuju Predator Puncak
Ancaman ini menjadi semakin serius melalui proses biomagnifikasi. Ketika hewan herbivora (seperti serangga, ikan kecil, atau rusa) memakan tumbuhan yang terkontaminasi, mereka mengonsumsi seluruh uranium yang telah terakumulasi. Konsentrasi racun ini kemudian menjadi jauh lebih tinggi di tubuh herbivora tersebut.
Selanjutnya, ketika hewan karnivora atau predator memangsa herbivora ini, mereka mengakumulasi uranium dari semua mangsa yang mereka makan. Dengan demikian, konsentrasi racun meningkat secara eksponensial di setiap tingkatan rantai makanan. Organisme di puncak rantai makanan, seperti burung pemangsa, ikan besar, atau mamalia predator, akan menerima dosis uranium paling tinggi dan paling berbahaya.
Dampaknya bagi satwa liar bisa sangat merusak, menyebabkan kerusakan ginjal, gangguan sistem saraf, masalah reproduksi, dan peningkatan risiko kanker. Pada akhirnya, bioakumulasi uranium tidak hanya meracuni individu hewan tetapi juga mengancam kesehatan dan stabilitas seluruh ekosistem.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar