Jumat, 14 Nov 2025
light_mode
Trending Tags
Beranda » Investasi » Peran Sentimen Pasar dalam Pergerakan Harga Saham

Peran Sentimen Pasar dalam Pergerakan Harga Saham

  • account_circle Muhamad Fatoni
  • calendar_month Sel, 1 Jul 2025
  • visibility 66
  • comment 0 komentar

Dalam dunia investasi, seringkali kita melihat harga saham sebuah perusahaan bagus justru turun, atau sebaliknya. Fenomena ini menunjukkan bahwa pergerakan harga saham tidak hanya dipengaruhi oleh kinerja fundamental perusahaan semata. Terdapat faktor psikologis yang kuat, yang dikenal sebagai sentimen pasar.

Sentimen pasar adalah suasana hati atau psikologi kolektif para pelaku pasar terhadap suatu saham atau pasar secara keseluruhan. Sentimen ini bisa bersifat positif (optimis atau bullish) maupun negatif (pesimis atau bearish). Ketika sentimen positif mendominasi, investor cenderung rakus (greedy) dan berlomba-lomba membeli, sehingga mendorong harga saham naik, terkadang melampaui nilai wajarnya. Kondisi ini seringkali dipicu oleh Fear of Missing Out (FOMO).

Sebaliknya, saat sentimen negatif mengambil alih, rasa takut (fear) menyebar dengan cepat. Investor cenderung melakukan aksi jual masal (panic selling) tanpa mempertimbangkan fundamental, yang menyebabkan harga saham anjlok. Inilah mengapa sentimen pasar menjadi pendorong utama volatilitas jangka pendek.

Lalu, apa yang memicu sentimen ini? Banyak hal. Mulai dari berita ekonomi makro seperti data inflasi atau perubahan suku bunga, kondisi geopolitik global, rumor yang beredar di media sosial, hingga rilis laporan analis sekuritas. Semua informasi ini diinterpretasikan secara kolektif oleh pasar dan membentuk sebuah sentimen dominan.

Bagi investor, memahami sentimen pasar adalah sebuah keuntungan. Meskipun investor jangka panjang sebaiknya tetap fokus pada analisis fundamental, menyadari adanya “gelombang” sentimen dapat membantu dalam mengambil keputusan taktis dan mengelola ekspektasi. Mengukur kapan pasar sedang terlalu optimis atau pesimis bisa menjadi kunci untuk menghindari euforia berlebihan dan memanfaatkan peluang saat terjadi kepanikan.

 

  • Penulis: Muhamad Fatoni

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PPATK dan Kasus Penyelundupan: Menganalisis Aliran Dana

    PPATK dan Kasus Penyelundupan: Menganalisis Aliran Dana

    • calendar_month Sen, 11 Agu 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 43
    • 0Komentar

    Penyelundupan barang ilegal, seperti narkoba, senjata, atau bahkan barang-barang antik, merupakan kejahatan yang tidak hanya merusak masyarakat tetapi juga menghasilkan aliran dana yang masif. Untuk mengungkap jaringan di balik kejahatan ini, PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) memainkan peran krusial dengan menganalisis aliran dana yang menjadi “darah” bagi sindikat penyelundupan. Mendeteksi Transaksi Mencurigakan Setiap […]

  • Menjaga Stabilitas Rupiah di Tengah Gejolak Ekonomi Global

    Menjaga Stabilitas Rupiah di Tengah Gejolak Ekonomi Global

    • calendar_month Sen, 7 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 37
    • 0Komentar

    Memasuki pertengahan tahun 2025, panggung ekonomi global diwarnai oleh berbagai tantangan, mulai dari ketegangan geopolitik hingga ketidakpastian kebijakan moneter di negara-negara maju. Kondisi ini secara alami memberikan tekanan pada mata uang negara berkembang, termasuk Rupiah. Namun, di tengah gejolak tersebut, menjaga stabilitas Rupiah tetap menjadi prioritas utama. Bank Indonesia (BI) sebagai garda terdepan stabilitas moneter, […]

  • Chairil Anwar: “Si Binatang Jalang” yang Merevolusi Puisi Indonesia

    Chairil Anwar: “Si Binatang Jalang” yang Merevolusi Puisi Indonesia

    • calendar_month Sel, 22 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 50
    • 0Komentar

    Dunia sastra Indonesia tak akan pernah melupakan nama Chairil Anwar. Dikenal dengan julukan “Si Binatang Jalang” dari salah satu puisinya yang paling terkenal, Chairil Anwar adalah sosok sentral dalam revolusi puisi modern Indonesia. Lahir pada tahun 1922, semangatnya yang berapi-api dan gayanya yang urakan membawa angin segar dan membebaskan puisi dari tradisi lama yang dianggap […]

  • Evaluasi Program Kartu Prakerja dari Perspektif Ekonomi

    Evaluasi Program Kartu Prakerja dari Perspektif Ekonomi

    • calendar_month Ming, 20 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 45
    • 0Komentar

    Sejak diluncurkan beberapa tahun lalu, program Kartu Prakerja telah menjadi salah satu kebijakan sosial-ekonomi paling signifikan di Indonesia. Dari perspektif ekonomi, program ini dirancang dengan dua tujuan utama: sebagai instrumen peningkatan keterampilan (upskilling dan reskilling) untuk meningkatkan daya saing angkatan kerja, dan sebagai jaring pengaman sosial melalui insentif tunai. Kini, setelah berjalan beberapa waktu, evaluasi […]

  • Stop Pusing! Ini Cara Budgeting Sederhana yang Bikin Keuangan Tenang

    Stop Pusing! Ini Cara Budgeting Sederhana yang Bikin Keuangan Tenang

    • calendar_month Ming, 6 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 50
    • 0Komentar

    Banyak orang merasa budgeting itu rumit dan membatasi. Padahal, budgeting sederhana bisa menjadi kunci ketenangan finansial tanpa perlu pusing dengan catatan detail yang bikin ribet. Dengan metode yang tepat, mengatur keuangan bisa menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Langkah pertama dalam budgeting sederhana adalah mencatat pendapatan dan pengeluaran pokok. Ketahui berapa penghasilan bersih Anda setiap bulan […]

  • Tedak Siten: Makna di Balik Tradisi Injak Tanah Pertama bagi Bayi Jawa

    Tedak Siten: Makna di Balik Tradisi Injak Tanah Pertama bagi Bayi Jawa

    • calendar_month Ming, 29 Jun 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 77
    • 0Komentar

    Dalam khazanah budaya Jawa yang kaya, Tedak Siten menjadi salah satu upacara adat yang penuh makna. Berasal dari kata “tedak” (turun atau menginjak) dan “siten” atau “siti” (tanah), tradisi ini digelar saat seorang bayi berusia sekitar tujuh atau delapan bulan, sebagai penanda ia siap untuk pertama kalinya menapakkan kaki di bumi. Upacara ini bukan sekadar […]

expand_less