Menjaga Stabilitas Rupiah di Tengah Gejolak Ekonomi Global
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sen, 7 Jul 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

Memasuki pertengahan tahun 2025, panggung ekonomi global diwarnai oleh berbagai tantangan, mulai dari ketegangan geopolitik hingga ketidakpastian kebijakan moneter di negara-negara maju. Kondisi ini secara alami memberikan tekanan pada mata uang negara berkembang, termasuk Rupiah. Namun, di tengah gejolak tersebut, menjaga stabilitas Rupiah tetap menjadi prioritas utama.
Bank Indonesia (BI) sebagai garda terdepan stabilitas moneter, menerapkan berbagai strategi untuk meredam volatilitas nilai tukar. Salah satu langkah utamanya adalah kebijakan intervensi ganda, yaitu dengan menstabilkan kurs di pasar spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), untuk memastikan kepercayaan pasar tetap terjaga.
Faktor Kunci Penopang Rupiah
Upaya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah tidak hanya bergantung pada intervensi sesaat. Kekuatan fundamental ekonomi Indonesia menjadi jangkar yang kokoh. Beberapa faktor penopangnya antara lain:
* Fundamental Ekonomi yang Solid: Pertumbuhan ekonomi domestik yang terjaga dan tingkat inflasi yang terkendali memberikan fondasi yang kuat bagi Rupiah.
* Kinerja Ekspor: Surplus neraca perdagangan, yang didukung oleh ekspor komoditas unggulan, memastikan pasokan valuta asing tetap lancar dan membantu menopang kurs Rupiah.
* Kebijakan yang Responsif: Bank Indonesia secara aktif menyesuaikan suku bunga acuan dan kebijakan lainnya untuk merespons dinamika global, menyeimbangkan antara stabilitas dan momentum pertumbuhan.
Kombinasi antara kebijakan proaktif dari Bank Indonesia dan fundamental ekonomi yang kuat menjadi resep utama dalam menghadapi badai ekonomi global. Meskipun tantangan akan selalu ada, langkah-langkah strategis ini memberikan keyakinan bahwa stabilitas Rupiah dapat terus dipertahankan, melindungi ekonomi dari guncangan eksternal yang lebih dalam.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar