Teknologi Penangkapan Karbon Langsung (DAC): Menyedot CO2 dari Udara sebagai Solusi Iklim
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sel, 15 Jul 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

Di tengah perjuangan global melawan perubahan iklim, mengurangi emisi saja tidak lagi cukup. Dunia kini memerlukan teknologi yang mampu membersihkan karbon dioksida (CO2) yang sudah terlanjur ada di atmosfer. Di sinilah peran krusial Teknologi Penangkapan Karbon Langsung (DAC), sebuah inovasi terdepan yang berfungsi layaknya penyedot debu raksasa untuk gas rumah kaca.
Berbeda dari penangkapan karbon konvensional yang menyaring emisi langsung dari sumbernya seperti cerobong asap pabrik, DAC bekerja dengan cara menyaring CO2 langsung dari udara bebas. Proses ini umumnya melibatkan penggunaan kipas-kipas besar untuk menarik udara sekitar ke dalam unit kolektor. Di dalamnya, serangkaian filter khusus atau larutan kimia akan mengikat molekul CO2 secara selektif, sementara udara bersih lainnya dilepaskan kembali ke atmosfer.
Setelah terpisah, CO2 murni yang berhasil ditangkap dapat dikelola dengan dua cara utama:
* Penyimpanan Permanen: CO2 diinjeksikan ke dalam formasi geologis di bawah tanah, di mana ia akan tersimpan dengan aman selama ribuan tahun dan tidak lagi berkontribusi pada efek rumah kaca.
* Pemanfaatan Kembali (Utilization): Karbon yang ditangkap dapat diubah menjadi produk bernilai, seperti bahan bakar sintetis, bahan bangunan (beton), atau bahkan bahan baku untuk plastik dan bahan kimia lainnya, menciptakan ekonomi sirkular karbon.
Meskipun sangat menjanjikan, teknologi DAC masih menghadapi tantangan besar, terutama biaya operasional yang tinggi dan kebutuhan energi yang masif. Agar efektif, fasilitas DAC harus ditenagai oleh sumber energi bersih untuk memastikan prosesnya tidak menghasilkan lebih banyak emisi daripada yang ditangkap.
Meski begitu, DAC dianggap sebagai alat komplementer yang vital, bukan pengganti upaya pengurangan emisi. Teknologi ini sangat penting untuk menetralkan emisi dari sektor yang sulit didekarbonisasi, seperti penerbangan dan industri berat, serta untuk mencapai target ambisius net-zero emission pada pertengahan abad ini. Seiring dengan inovasi yang terus berjalan untuk menekan biayanya, DAC menjadi pilar harapan utama dalam portofolio solusi iklim global.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar