Debus Banten: Mengungkap Misteri Seni Kekebalan Tubuh dan Kekuatan Spiritual
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Ming, 13 Jul 2025
- visibility 6
- comment 0 komentar

Banten, provinsi di ujung barat Pulau Jawa, memiliki warisan budaya yang unik dan memukau, salah satunya adalah seni pertunjukan Debus. Lebih dari sekadar atraksi ekstrem, Debus adalah manifestasi mendalam dari keyakinan spiritual, keberanian, dan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Pertunjukan Debus sering kali membuat decak kagum sekaligus merinding. Para pemainnya, dengan tatapan mata yang kosong dan gerakan yang terkadang di luar kendali, tampak kebal terhadap berbagai benda tajam seperti golok, pisau, bahkan tusukan bambu runcing. Mereka dapat menusuk diri, mengiris lidah, atau bahkan memecahkan kelapa di kepala tanpa mengalami luka yang berarti.
Sejarah dan Kekuatan Spiritual
Sejarah Debus di Banten diperkirakan berakar pada ajaran tasawuf Islam pada abad ke-16. Konon, seni ini awalnya digunakan sebagai media untuk membangkitkan semangat perjuangan rakyat Banten dalam melawan penjajah. Para pendekar yang memiliki kemampuan Debus diyakini memiliki kekuatan spiritual dan keberanian yang luar biasa berkat latihan dan amalan tertentu.
Kekebalan tubuh dalam Debus dipercaya bukan semata-mata hasil latihan fisik, melainkan berkat adanya kekuatan spiritual atau energi ilahi yang melindungi para pemain saat mereka berada dalam kondisi trans atau karamah. Prosesi pertunjukan biasanya diawali dengan pembacaan doa-doa dan zikir yang bertujuan untuk memanggil kekuatan tersebut.
Lebih dari Sekadar Tontonan
Meskipun terlihat ekstrem, Debus bagi masyarakat Banten bukanlah sekadar hiburan atau ajang pamer kekuatan. Seni ini memiliki nilai-nilai filosofis yang mendalam, mengajarkan tentang keyakinan yang kuat, pengendalian diri, dan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta. Debus menjadi simbol keberanian, ketangguhan, dan identitas budaya masyarakat Banten yang patut dilestarikan.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar