Genomik Selektif: Memilih Bibit Ternak Unggul Berbasis DNA
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Ming, 17 Agu 2025
- visibility 16
- comment 0 komentar

Dalam peternakan tradisional, seleksi bibit unggul seringkali didasarkan pada observasi visual atau silsilah keluarga, sebuah proses yang memakan waktu dan kurang akurat. Namun, dengan kemajuan bioteknologi, genomik selektif kini mengubah cara peternak memilih bibit ternak unggul. Teknologi ini memungkinkan peternak untuk menganalisis DNA ternak, mengidentifikasi gen-gen spesifik yang berkaitan dengan sifat-sifat penting, dan membuat keputusan seleksi yang jauh lebih tepat dan efisien.
Bagaimana Genomik Selektif Bekerja?
Genomik selektif bekerja dengan memindai genom (seluruh materi genetik) seekor ternak. Ilmuwan mencari penanda genetik (marker) yang berhubungan erat dengan sifat-sifat yang diinginkan, seperti laju pertumbuhan yang cepat, produksi susu yang tinggi, ketahanan terhadap penyakit, atau kualitas daging yang superior. Proses ini dilakukan dengan mengambil sampel DNA dari ternak, seperti dari darah atau rambut.
Data DNA dari sampel kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak khusus. Perangkat lunak ini membandingkan penanda genetik dari ribuan ternak untuk membangun model prediksi. Model ini dapat memperkirakan potensi seekor ternak untuk mewariskan sifat-sifat unggul kepada keturunannya, bahkan sebelum ternak tersebut mencapai usia dewasa atau menunjukkan sifat tersebut secara fisik. Hal ini sangat menghemat waktu dan biaya.
Manfaat Genomik Selektif bagi Peternakan
Penerapan genomik selektif membawa banyak manfaat. Pertama, proses seleksi menjadi lebih cepat dan akurat. Peternak tidak perlu menunggu bertahun-tahun untuk melihat hasil dari program pemuliaan mereka. Mereka dapat memilih bibit unggul sejak dini, mempercepat kemajuan genetik di kawanan mereka.
Kedua, kualitas ternak meningkat secara signifikan. Dengan memilih bibit yang memiliki potensi genetik terbaik, peternak dapat memastikan bahwa ternak mereka memiliki sifat-sifat yang paling diinginkan, seperti daya tahan penyakit yang lebih baik, efisiensi pakan yang lebih tinggi, dan produktivitas yang maksimal.
Di Indonesia, teknologi ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan industri peternakan, baik sapi, kambing, maupun ayam. Dengan genomik selektif, peternakan dapat menjadi lebih modern, produktif, dan menguntungkan.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar