Chairil Anwar: “Si Binatang Jalang” yang Merevolusi Puisi Indonesia
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sel, 22 Jul 2025
- visibility 8
- comment 0 komentar

Dunia sastra Indonesia tak akan pernah melupakan nama Chairil Anwar. Dikenal dengan julukan “Si Binatang Jalang” dari salah satu puisinya yang paling terkenal, Chairil Anwar adalah sosok sentral dalam revolusi puisi modern Indonesia. Lahir pada tahun 1922, semangatnya yang berapi-api dan gayanya yang urakan membawa angin segar dan membebaskan puisi dari tradisi lama yang dianggap kaku.
Chairil Anwar muncul di tengah gejolak perjuangan kemerdekaan Indonesia. Semangat zamannya tercermin kuat dalam karya-karyanya yang penuh vitalitas, individualisme, dan pemberontakan terhadap konvensi. Puisinya tidak lagi terikat pada aturan rima dan irama yang ketat, melainkan lebih bebas dan ekspresif, menggunakan bahasa sehari-hari yang lugas namun tetap puitis.
Salah satu ciri khas puisi Chairil Anwar adalah tema-tema eksistensialisme, kematian, dan semangat hidup yang membara. Ia kerap kali merenungkan makna kehidupan, kegelisahan jiwa, dan keberanian untuk menjalani hidup dengan penuh gairah meskipun di tengah keterbatasan. Gaya penulisannya yang kuat dan penuh kejujuran emosional berhasil menyentuh hati banyak pembaca dan mempengaruhi generasi penyair setelahnya.
Beberapa karya ikonik Chairil Anwar yang terus dikenang hingga kini antara lain “Aku”, “Diponegoro”, “Senja di Pelabuhan Kecil”, dan “Derai-Derai Cemara”. Puisi-puisi ini tidak hanya menunjukkan keahliannya dalam merangkai kata, tetapi juga keberaniannya dalam menyampaikan gagasan-gagasan baru yang revolusioner pada masanya.
Meskipun hidupnya relatif singkat, Chairil Anwar telah meninggalkan jejak yang sangat mendalam dalam perkembangan sastra Indonesia. Ia dianggap sebagai pelopor Angkatan ’45, sebuah gerakan literasi yang membawa semangat modernitas dan nasionalisme dalam karya-karya sastra. Pengaruhnya masih terasa hingga kini, dan puisinya terus dipelajari serta diapresiasi sebagai bagian penting dari warisan budaya Indonesia. Chairil Anwar, “Si Binatang Jalang”, akan terus dikenang sebagai penyair yang telah merevolusi puisi Indonesia dengan keberanian dan kejujurannya.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar