Garam Kusamba: Menjaga Warisan Rasa Gurih dari Pesisir Bali
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Jum, 11 Jul 2025
- visibility 2
- comment 0 komentar

Di antara gemerlap pariwisata modern Bali, sebuah tradisi kuno masih bertahan di pesisir berpasir vulkanik Desa Kusamba, Klungkung. Di sinilah Garam Kusamba, salah satu garam laut paling murni dan berkualitas di dunia, dibuat dengan metode warisan leluhur yang tidak berubah selama berabad-abad.
Proses pembuatannya sangat unik dan membutuhkan ketekunan luar biasa. Para petani garam tidak langsung menguapkan air laut. Mereka terlebih dahulu menyiramkan air laut ke hamparan pasir hitam secara berulang kali. Setelah kering, lapisan atas pasir yang telah mengandung kristal garam dikeruk.
Pasir ini kemudian dimasukkan ke dalam alat penyaring tradisional berbentuk kerucut yang disebut tinjung, lalu disiram lagi dengan air laut. Tetesan air garam pekat yang keluar dari saringan inilah yang disebut air tua. Air tua ini kemudian dijemur di atas palungan atau batang pohon kelapa yang dilubangi, hingga kristal-kristal garam murni terbentuk di bawah sinar matahari Bali.
Cita Rasa Khas dan Warisan Budaya
Interaksi dengan pasir vulkanik hitam dipercaya memberikan kandungan mineral unik yang membuat rasa Garam Kusamba lebih gurih, bersih, dan tidak sepahit garam industri. Keistimewaan inilah yang membuatnya diakui oleh gerakan Slow Food internasional sebagai warisan kuliner yang harus dilindungi.
Kini, tradisi pembuatan Garam Kusamba terancam oleh perkembangan pariwisata dan semakin sedikitnya generasi penerus. Setiap butir kristal Garam Kusamba tidak hanya mengandung rasa, tetapi juga kerja keras, sejarah, dan perjuangan untuk menjaga agar warisan budaya Bali yang otentik ini tidak hilang ditelan zaman.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar