Grebeg Sudiro: Perayaan Imlek dengan Sentuhan Budaya Jawa di Solo
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Rab, 9 Jul 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

Kota Solo (Surakarta) setiap tahunnya menjadi tuan rumah sebuah perayaan unik bernama Grebeg Sudiro. Acara ini merupakan puncak perayaan menyambut Tahun Baru Imlek yang istimewa, karena di sinilah budaya Jawa dan budaya Tionghoa melebur dengan harmonis. Berpusat di kawasan pecinan Sudiroprajan, Grebeg Sudiro menjadi etalase kerukunan antar-etnis yang telah terjalin selama berabad-abad.
Daya tarik utama Grebeg Sudiro adalah kirab budaya yang meriah. Ikon dari perayaan ini adalah gunungan yang menjulang tinggi. Berbeda dari grebeg Keraton yang berisi hasil bumi, gunungan ini tersusun dari ribuan kue keranjang, didampingi aneka jajanan pasar dan sayuran. Gunungan ini diarak keliling kampung bersama pertunjukan Barongsai, Liong, dan berbagai kesenian tradisional Jawa.
Lebih dari sekadar kemeriahan, Grebeg Sudiro adalah simbol nyata akulturasi budaya. Tradisi “grebeg” dan “gunungan” yang identik dengan budaya Jawa dipadukan dengan “kue keranjang” yang merupakan elemen penting dalam perayaan Imlek. Puncak acara, yaitu prosesi rebutan gunungan oleh warga, menjadi simbol harapan untuk mendapatkan berkah, keberuntungan, dan kemakmuran di tahun yang baru.
Perayaan Imlek di Solo ini membuktikan bahwa perbedaan budaya dapat menjadi kekuatan pemersatu. Grebeg Sudiro bukan hanya festival tahunan, tetapi juga cerminan semangat toleransi dan Bhinneka Tunggal Ika yang hidup di tengah masyarakat. Sebuah perayaan yang menunjukkan wajah Indonesia yang damai, penuh warna, dan kaya akan budaya.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar