La Galigo: Epos Terpanjang di Dunia dari Tanah Bugis
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Ming, 20 Jul 2025
- visibility 7
- comment 0 komentar

Indonesia tidak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga warisan sastra yang mendunia. Salah satu yang paling monumental adalah La Galigo, sebuah epos kuno dari masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Dikenal sebagai salah satu karya sastra terpanjang di dunia, La Galigo bahkan diperkirakan memiliki teks yang lebih panjang dari epos Mahabharata dari India.
Naskah La Galigo, yang juga dikenal sebagai Sureq Galigo, ditulis dalam bahasa Bugis kuno dengan aksara Lontara yang khas. Isinya bukan sekadar cerita petualangan, melainkan sebuah mitologi penciptaan alam semesta dan peradaban bagi masyarakat Bugis. Epos ini mengisahkan silsilah dewa-dewa dari dunia atas dan dunia bawah, serta kisah kepahlawanan tokoh utamanya, Sawerigading, dalam perjalanannya mencari cinta sejati.
Lebih dari sekadar karya sastra, La Galigo berfungsi sebagai ensiklopedia budaya Bugis pra-Islam. Di dalamnya terkandung pengetahuan tentang sistem kepercayaan, ritual adat, navigasi, hingga norma sosial yang menjadi pedoman hidup masyarakat pada masanya. Setiap baitnya dilantunkan dengan ritme dan irama tertentu, menjadikannya warisan tradisi lisan yang sangat kaya.
Keagungan dan nilai universal yang dimiliki La Galigo akhirnya mendapatkan pengakuan global. Pada tahun 2011, UNESCO secara resmi menetapkan La Galigo sebagai bagian dari Memory of the World (Ingatan Dunia). Pengakuan ini menegaskan statusnya sebagai warisan tak ternilai yang harus terus dijaga, dipelajari, dan dilestarikan oleh generasi sekarang dan mendatang.
Mempelajari La Galigo berarti menyelami samudra kearifan lokal Bugis dan mengapresiasi salah satu mahakarya sastra terbesar yang pernah lahir di dunia. Ini adalah bukti nyata dari kekayaan intelektual dan peradaban luhur bangsa Indonesia.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar