Kamis, 23 Okt 2025
light_mode
Beranda » Budaya » Mappalili: Menjelajahi Keunikan Ritual Turun Sawah Suku Bugis

Mappalili: Menjelajahi Keunikan Ritual Turun Sawah Suku Bugis

  • account_circle Muhamad Fatoni
  • calendar_month Ming, 13 Jul 2025
  • visibility 50
  • comment 0 komentar

Indonesia kaya akan tradisi agraris yang unik, salah satunya adalah Mappalili, sebuah ritual turun sawah yang sakral bagi masyarakat Suku Bugis di Sulawesi Selatan. Lebih dari sekadar upacara pembukaan musim tanam, Mappalili adalah perwujudan rasa syukur, harapan akan hasil panen melimpah, dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.

Makna Mendalam di Balik Mappalili

Secara harfiah, “Mappalili” berasal dari kata “lili” yang berarti padi yang tumbuh subur dengan sendirinya. Ritual ini bertujuan untuk memohon restu kepada Sang Pencipta agar tanaman padi terhindar dari hama dan penyakit, serta memberikan hasil panen yang berlimpah. Mappalili bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, tetapi juga sebuah representasi dari harmoni antara manusia dan alam.

Prosesi Sakral Mappalili

Pelaksanaan Mappalili melibatkan seluruh komunitas. Dipimpin oleh tokoh adat atau pemangku ritual, serangkaian prosesi dilakukan dengan khidmat. Biasanya, ritual diawali dengan penentuan hari baik berdasarkan perhitungan kalender tradisional Bugis. Kemudian, bibit padi pilihan disemai dengan iringan doa dan mantra. Masyarakat juga menyiapkan sesajian berupa hasil bumi dan hewan ternak sebagai persembahan. Puncak acara biasanya ditandai dengan penanaman bibit padi pertama secara simbolis oleh tokoh adat, diikuti oleh seluruh petani. Suara gendang dan alat musik tradisional Bugis lainnya memeriahkan suasana, menciptakan aura magis dan kebersamaan.

Relevansi Mappalili di Era Modern

Meskipun zaman terus berubah, ritual Mappalili tetap dipertahankan oleh masyarakat Bugis. Tradisi ini bukan hanya menjadi identitas budaya, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan menghargai sumber daya alam. Di tengah modernisasi pertanian, nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang terkandung dalam Mappalili juga semakin relevan sebagai perekat sosial masyarakat. Dengan memahami dan melestarikan Mappalili, kita turut menjaga kekayaan budaya Indonesia dan menghormati kearifan lokal yang telah teruji zaman.

 

  • Penulis: Muhamad Fatoni

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • IoT untuk Efisiensi Energi: Mewujudkan Gedung Pintar dan Pengelolaan Sumber Daya yang Optimal

    IoT untuk Efisiensi Energi: Mewujudkan Gedung Pintar dan Pengelolaan Sumber Daya yang Optimal

    • calendar_month Rab, 16 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 43
    • 0Komentar

    Internet of Things (IoT) merevolusi berbagai aspek kehidupan, termasuk cara kita mengelola dan menggunakan energi. Dalam konteks efisiensi energi, IoT menjadi tulang punggung bagi terciptanya gedung pintar dan sistem pengelolaan sumber daya yang lebih efektif dan berkelanjutan, sangat relevan di Indonesia dengan pertumbuhan pembangunan yang pesat. Gedung pintar yang didukung oleh IoT dilengkapi dengan berbagai […]

  • Bagaimana Kritik yang Membangun Dapat Membantu Guru Berkembang?

    Bagaimana Kritik yang Membangun Dapat Membantu Guru Berkembang?

    • calendar_month Jum, 25 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Setiap profesional, termasuk guru, membutuhkan kritik yang membangun untuk berkembang. Jauh dari sekadar omelan atau keluhan, kritik konstruktif adalah alat ampuh yang dapat mendorong pertumbuhan profesional dan meningkatkan kualitas pengajaran. Namun, bagaimana sebenarnya kritik semacam ini bekerja dan mengapa guru harus menyambutnya? Meningkatkan Refleksi Diri Kritik yang membangun seringkali berfungsi sebagai cermin. Ketika seorang guru […]

  • Karungut: Sastra Lisan Suku Dayak Ngaju

    Karungut: Sastra Lisan Suku Dayak Ngaju

    • calendar_month Kam, 7 Agu 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 38
    • 0Komentar

    Karungut adalah salah satu bentuk sastra lisan yang sangat berharga dan merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Lebih dari sekadar lagu, Karungut adalah syair yang diiringi petikan alat musik kecapi dan mengandung narasi mendalam tentang sejarah, adat istiadat, kearifan lokal, hingga kisah-kisah kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak. Fungsi Karungut sangat […]

  • Investasi Syariah: Prinsip, Instrumen, dan Keuntungannya bagi Investor Muslim

    Investasi Syariah: Prinsip, Instrumen, dan Keuntungannya bagi Investor Muslim

    • calendar_month Sab, 14 Jun 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 38
    • 0Komentar

    Bagi investor Muslim, memastikan bahwa setiap aspek keuangan sejalan dengan prinsip-prinsip syariah adalah hal yang fundamental. Investasi syariah hadir sebagai solusi cerdas, memungkinkan pertumbuhan aset tanpa melanggar batasan agama. Konsep ini bukan sekadar tren, melainkan sebuah pendekatan holistik yang mengedepankan etika, keadilan, dan keberlanjutan. Prinsip Dasar Investasi Syariah Investasi syariah berlandaskan pada beberapa prinsip utama […]

  • Sejarah Uranium dalam Industri Keramik dan Kaca: Dari Warna Indah hingga Isu Keamanan

    Sejarah Uranium dalam Industri Keramik dan Kaca: Dari Warna Indah hingga Isu Keamanan

    • calendar_month Sab, 12 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 29
    • 0Komentar

    Jauh sebelum dikenal sebagai bahan bakar nuklir, uranium memiliki peran yang mengejutkan dalam dunia seni dan industri, yaitu sebagai pigmen pewarna. Selama lebih dari satu abad, senyawa uranium digunakan untuk menciptakan warna-warna cerah dan unik pada keramik serta kaca, meninggalkan warisan berupa barang koleksi yang indah sekaligus kontroversial. Glazur Cerah pada Keramik Penggunaan paling terkenal […]

  • Inovasi Mode: Fashion Berkelanjutan dan Wearable Tech

    Inovasi Mode: Fashion Berkelanjutan dan Wearable Tech

    • calendar_month Sel, 8 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 36
    • 0Komentar

    Industri mode saat ini berada di persimpangan jalan, didorong oleh dua gelombang inovasi utama: fashion berkelanjutan dan wearable tech. Kedua tren ini merefleksikan kesadaran yang meningkat akan dampak lingkungan dan potensi integrasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk cara kita berpakaian. Fashion berkelanjutan muncul sebagai respons terhadap dampak negatif industri mode terhadap lingkungan, seperti limbah tekstil, […]

expand_less