Nganggung: Tradisi Kebersamaan Masyarakat Bangka Belitung
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Ming, 6 Jul 2025
- visibility 5
- comment 0 komentar

Di Kepulauan Bangka Belitung, semangat gotong royong dan kebersamaan tidak hanya menjadi slogan, tetapi diwujudkan dalam sebuah tradisi indah bernama Nganggung. Tradisi ini adalah wujud nyata dari silahturahmi dan kepedulian sosial, di mana masyarakat berkumpul membawa makanan dari rumah masing-masing untuk dinikmati bersama-sama.
Keunikan tradisi Nganggung terletak pada prosesinya. Setiap keluarga akan membawa sebuah nampan besar bundar yang disebut dulang. Dulang ini berisi nasi lengkap dengan aneka lauk pauk khas daerah, seperti gulai daging, ikan, atau sayuran. Dulang tersebut kemudian ditutup dengan penutup saji khas berwarna-warni yang disebut tudung saji. Tudung saji inilah yang menjadi ikon visual dari tradisi Nganggung, menciptakan pemandangan yang meriah saat diarak beramai-ramai.
Biasanya, Nganggung dilaksanakan di masjid atau balai desa untuk memperingati hari-hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra Mi’raj, atau menyambut bulan suci Ramadan. Ratusan dulang akan dibawa oleh para bapak atau pemuda, lalu diletakkan berjajar untuk didoakan terlebih dahulu sebelum akhirnya disantap bersama.
Filosofi di balik Nganggung sangatlah mendalam. Ini adalah wujud sedekah, di mana yang mampu berbagi dengan yang lain tanpa memandang status. Tradisi ini mengajarkan kesetaraan, karena semua hidangan dilebur menjadi satu dan dinikmati bersama. Momen ini memperkuat ikatan sosial dan menjaga kerukunan antarwarga. Sebagai warisan budaya tak benda, Nganggung terus menjadi perekat sosial yang kuat, membuktikan bahwa kebersamaan adalah harta paling berharga bagi masyarakat Bangka Belitung.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar