Sejarah Teh di Indonesia: Dari Tanaman Kolonial hingga Budaya “Ngeteh” 🍵
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Ming, 14 Sep 2025
- visibility 11
- comment 0 komentar

Teh, minuman yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia, memiliki sejarah panjang yang dimulai pada masa kolonial. Awalnya, teh bukanlah tanaman asli nusantara. Bibit teh pertama yang dibawa ke Indonesia datang dari Jepang dan ditanam di Kebun Raya Bogor pada tahun 1826 oleh Dr. A.E.F. van den Bosch. Namun, percobaan ini kurang berhasil.
Baru pada tahun 1827, bibit teh dari Tiongkok berhasil ditanam di perkebunan swasta di daerah Wanayasa, Purwakarta. Keberhasilan ini mendorong Pemerintah Kolonial Belanda untuk memperluas budidaya teh, yang kemudian menjadikannya komoditas penting di Hindia Belanda. Perkebunan teh besar mulai bermunculan di dataran tinggi Jawa Barat dan Sumatera Utara, seperti di Puncak, Ciwidey, dan sekitar Danau Toba. Para kolonial membangun infrastruktur besar-besaran untuk mendukung industri ini, termasuk pabrik pengolahan dan jalur kereta api.
Setelah kemerdekaan, perkebunan teh yang awalnya dikuasai Belanda diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan dikelola oleh PTPN (Perusahaan Terbatas Perkebunan Nusantara). Pada masa ini, teh Indonesia mulai mendapatkan identitasnya sendiri dengan varietas lokal dan metode pengolahan yang disesuaikan.
Kini, teh telah berevolusi dari sekadar komoditas ekspor menjadi bagian budaya “ngeteh” yang kental. Dari tradisi minum teh di sore hari, hidangan teh dalam acara resmi, hingga inovasi minuman teh modern seperti boba tea dan teh kekinian, teh selalu hadir. Indonesia kini bukan hanya produsen teh terbesar kelima di dunia, tetapi juga rumah bagi berbagai tradisi minum teh yang unik, mencerminkan kekayaan warisan dan adaptasi budaya yang tak terhentikan.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar