Data sebagai “Minyak Baru”: Perspektif Ekonomi tentang Big Data
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Ming, 13 Jul 2025
- visibility 5
- comment 0 komentar

Istilah “data adalah minyak baru” atau “data is the new oil” semakin relevan di lanskap ekonomi digital saat ini. Analogi ini sangat kuat karena, seperti minyak mentah, data dalam bentuk mentahnya memiliki nilai yang terbatas. Kekuatan dan nilai ekonominya baru muncul setelah diekstraksi, diolah, dan dianalisis.
Dari sudut pandang ekonomi, proses ini menciptakan rantai nilai yang sangat berharga:
* “Penambangan” (Pengumpulan Data): Ini adalah tahap pengumpulan data mentah dari berbagai sumber. Setiap klik, riwayat pembelian, interaksi di media sosial, hingga data dari sensor IoT (Internet of Things) adalah “deposit” mentah yang siap ditambang oleh perusahaan.
* “Penyulingan” (Analisis Data): Data mentah yang tidak terstruktur kemudian “disuling” melalui proses pembersihan, pengorganisasian, dan analisis menggunakan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dan machine learning. Proses inilah yang mengubah data mentah menjadi wawasan (insights) yang dapat ditindaklanjuti.
* Produk Akhir (Monetisasi): Wawasan yang dihasilkan adalah produk akhir yang sangat berharga. Ini dapat digunakan untuk personalisasi layanan, meningkatkan efisiensi operasional, memprediksi tren pasar, hingga menciptakan produk dan layanan baru yang inovatif.
Perusahaan yang berhasil menguasai dan mengolah data dalam skala besar (Big Data) memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan. Mereka dapat memahami pelanggan lebih dalam dan membuat keputusan strategis berbasis bukti, bukan sekadar intuisi.
Namun, analogi ini juga memiliki sisi gelap. Seperti minyak, data memicu isu besar terkait privasi, keamanan, dan etika kepemilikan. Oleh karena itu, regulasi yang kuat seperti UU Perlindungan Data Pribadi (PDP) menjadi sangat penting untuk memastikan “bahan bakar” baru ini mendorong inovasi yang bertanggung jawab dan adil bagi semua pihak.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar