Ketimpangan Ekonomi Antara Wilayah Barat dan Timur Indonesia
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sel, 22 Jul 2025
- visibility 6
- comment 0 komentar

Meskipun Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif, isu ketimpangan ekonomi antara wilayah barat dan timur Indonesia masih menjadi tantangan struktural yang signifikan. Kesenjangan ini tercermin dari konsentrasi aktivitas ekonomi, industri, dan pembangunan yang masih sangat dominan di Pulau Jawa dan Sumatera, sementara wilayah timur seperti Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara relatif tertinggal.
Akar masalah dari pembangunan tidak merata ini bersifat kompleks dan historis. Salah satu faktor utamanya adalah kesenjangan infrastruktur. Wilayah barat memiliki jaringan jalan, pelabuhan, bandara, dan konektivitas digital yang jauh lebih maju, sehingga mampu menekan biaya logistik dan menarik lebih banyak investasi. Sebaliknya, keterbatasan infrastruktur di timur membuat biaya distribusi tinggi dan menghambat potensi ekonomi lokal. Selain itu, terdapat pula disparitas kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dipengaruhi oleh akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang belum setara.
Dampak dari ketimpangan ini sangat luas, mulai dari memicu potensi kecemburuan sosial, mendorong urbanisasi yang berlebihan ke kota-kota di Jawa, hingga membuat sumber daya alam di timur belum tergarap optimal untuk kesejahteraan masyarakat lokal. Menyadari hal ini, pemerintah terus menggulirkan berbagai kebijakan afirmatif. Program Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berfokus pada pembangunan infrastruktur di luar Jawa, seperti jalan tol, bendungan, dan pelabuhan, menjadi salah satu andalan. Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan juga diharapkan dapat menjadi katalisator untuk menciptakan pusat gravitasi ekonomi baru.
Pada akhirnya, menjembatani ketimpangan ekonomi barat dan timur adalah sebuah keharusan, bukan pilihan. Diperlukan komitmen politik yang berkelanjutan, implementasi kebijakan yang efektif, serta pengawasan ketat agar manfaat pembangunan dapat dirasakan secara adil dan merata oleh seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar