Memahami Obligasi: Investasi Pendapatan Tetap yang Lebih Aman dari Saham?
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sab, 5 Jul 2025
- visibility 4
- comment 0 komentar

Bagi investor yang mencari stabilitas di tengah gejolak pasar saham, investasi pendapatan tetap sering menjadi pilihan utama. Di antara instrumen di kategori ini, obligasi adalah yang paling populer. Namun, benarkah obligasi merupakan pilihan yang lebih aman dibandingkan saham? Jawabannya terletak pada cara kerja dan karakteristik fundamentalnya.
Obligasi pada dasarnya adalah surat utang. Ketika Anda membeli obligasi, Anda meminjamkan uang kepada penerbitnya, yang bisa berupa pemerintah (Surat Berharga Negara/SBN seperti ORI dan SBR) atau perusahaan (obligasi korporasi). Sebagai imbalannya, penerbit berjanji untuk membayar bunga secara berkala yang disebut kupon, dan mengembalikan dana pokok pinjaman Anda pada tanggal yang telah ditentukan (jatuh tempo).
Karakteristik inilah yang membuat obligasi dianggap lebih aman. Pertama, investor obligasi mendapatkan arus kas yang dapat diprediksi dari pembayaran kupon tetap. Hal ini berbeda dengan saham yang dividennya tidak dijamin dan harganya sangat fluktuatif. Kedua, dalam struktur modal perusahaan, pemegang obligasi memiliki prioritas lebih tinggi daripada pemegang saham. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, aset perusahaan akan digunakan untuk membayar utang kepada pemegang obligasi terlebih dahulu sebelum dibagikan kepada pemegang saham.
Meskipun demikian, obligasi tidak sepenuhnya bebas risiko. Terdapat risiko gagal bayar, di mana penerbit tidak mampu membayar kupon atau pokok utang. Selain itu, ada risiko suku bunga; jika suku bunga di pasar naik, nilai jual obligasi lama dengan kupon lebih rendah bisa menurun. Namun, risiko ini umumnya lebih rendah dibandingkan volatilitas harga saham.
Kesimpulannya, secara umum obligasi memang menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi dan pendapatan yang lebih stabil daripada saham. Instrumen ini sangat cocok bagi investor dengan profil risiko konservatif atau sebagai sarana diversifikasi portofolio untuk menyeimbangkan potensi keuntungan tinggi (dan risiko tinggi) dari saham.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar