Inovasi Budidaya Jamur Tiram di Media Alternatif
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Kam, 4 Des 2025
- visibility 5
- comment 0 komentar

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dikenal sebagai komoditas pangan yang ekonomis dan mudah dibudidayakan. Secara tradisional, media tanam utama yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu yang dikemas dalam baglog. Namun, inovasi budidaya kini telah membuka jalan baru dengan memanfaatkan media alternatif yang lebih mudah didapat dan ramah lingkungan.
Inovasi budidaya jamur tiram pada media alternatif berfokus pada pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan. Hal ini tidak hanya mengurangi biaya produksi tetapi juga memberikan solusi untuk pengelolaan limbah organik. Contoh media alternatif yang telah berhasil diuji coba meliputi ampas tebu (bagasse), tongkol jagung, jerami padi, dan bahkan ampas kopi.
Penggunaan media alternatif memerlukan perlakuan khusus, seperti proses sterilisasi atau pasteurisasi yang cermat untuk menghilangkan kontaminan. Setelah sterilisasi, media ini dicampur dengan bahan tambahan nutrisi (seperti dedak) dan diinokulasi dengan bibit jamur (spore).
Keuntungan utama dari inovasi ini adalah pengurangan ketergantungan pada serbuk gergaji, yang pasokannya terkadang tidak stabil atau mahal. Dengan memanfaatkan limbah yang melimpah di suatu daerah, petani jamur dapat menciptakan rantai pasok media yang lebih lokal dan berkelanjutan. Selain itu, beberapa media alternatif, seperti ampas tebu, terbukti mampu menghasilkan jamur dengan tekstur dan rasa yang khas.
Inovasi budidaya jamur tiram pada media alternatif ini menawarkan peluang besar bagi petani kecil untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas. Dengan mengubah limbah menjadi komoditas bernilai tinggi, budidaya jamur tiram membuktikan diri sebagai model pertanian berkelanjutan dan sirkulasi
- Penulis: Muhamad Fatoni

Saat ini belum ada komentar