Urban Farming: Menghijaukan Perkotaan, Mendekatkan Pangan
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Ming, 2 Nov 2025
- visibility 7
- comment 0 komentar

Urban farming atau pertanian perkotaan adalah gerakan yang mengubah lahan-lahan kosong, atap gedung, balkon, atau bahkan dinding vertikal di tengah kota menjadi area produktif penghasil pangan. Lebih dari sekadar hobi, urban farming adalah solusi inovatif untuk tantangan ketahanan pangan dan lingkungan di perkotaan modern.
Konsep utamanya adalah mendekatkan sumber pangan ke konsumen. Dengan menanam sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah di area perkotaan, rantai pasok menjadi lebih pendek. Ini berarti produk yang dipanen jauh lebih segar saat sampai di meja makan, mengurangi biaya transportasi, dan tentunya menurunkan jejak karbon yang dihasilkan.
Urban farming memanfaatkan berbagai metode, mulai dari kebun komunitas di lahan terbengkalai, hidroponik di balkon apartemen, vertikal garden di dinding, hingga aquaponik yang terintegrasi. Kreativitas menjadi kunci, mengubah setiap sudut kota yang memungkinkan menjadi area hijau yang produktif.
Selain manfaat pangan, urban farming juga membawa dampak positif bagi lingkungan dan sosial. Secara lingkungan, ia membantu meningkatkan kualitas udara, mengurangi efek panas perkotaan (urban heat island effect), dan mengelola limbah organik menjadi kompos. Secara sosial, kebun komunitas mendorong interaksi antarwarga, memperkuat ikatan sosial, dan memberikan edukasi tentang asal-usul makanan.
Urban farming bukan hanya tentang menanam; ini adalah tentang membangun komunitas yang lebih mandiri, sehat, dan lestari. Dengan menghijaukan perkotaan, kita tidak hanya mendekatkan pangan, tetapi juga menciptakan kota yang lebih nyaman ditinggali dan berketahanan di masa depan.
- Penulis: Muhamad Fatoni

Saat ini belum ada komentar