Mengenal Komputer Generasi Pertama: Era Tabung Vakum Raksasa
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Ming, 22 Jun 2025
- visibility 2
- comment 0 komentar

Sebelum laptop tipis atau smartphone di genggaman, dunia komputasi dimulai dengan mesin-mesin raksasa di era Komputer Generasi Pertama (sekitar 1940-an – 1950-an). Ini adalah masa ketika tabung vakum menjadi “otak” utama komputer, menjadikannya perangkat yang sangat besar, mahal, dan haus daya. Meskipun primitif menurut standar modern, generasi inilah yang meletakkan fondasi bagi revolusi digital.
Komputer pada generasi ini menggunakan ribuan tabung vakum sebagai sakelar elektronik dan penguat. Bayangkan sebuah ruangan yang penuh dengan bola lampu pijar yang terus menyala dan padam! Akibatnya, komputer ini berukuran kolosal, seringkali memenuhi seluruh ruangan besar. Mereka juga menghasilkan panas yang luar biasa dan rentan terhadap kerusakan karena tabung vakum yang mudah terbakar. Perawatan dan pendinginan menjadi tantangan besar.
Pemrograman pada era ini sangat manual dan rumit. Para insinyur harus memasukkan instruksi menggunakan bahasa mesin tingkat rendah, seringkali melalui punch cards atau sakelar fisik. Ini berarti setiap tugas memerlukan konfigurasi ulang yang memakan waktu lama. Kecepatannya juga sangat terbatas, hanya mampu melakukan ribuan perhitungan per detik.
Contoh paling terkenal dari era ini adalah ENIAC (Electronic Numerical Integrator and Computer), yang berbobot sekitar 27 ton dan mengonsumsi daya sebesar 150 kilowatt. Komputer-komputer ini digunakan terutama untuk tujuan militer, seperti perhitungan lintasan artileri, dan penelitian ilmiah, termasuk pengembangan senjata nuklir.
Meskipun ukurannya besar, biaya mahal, dan kerumitannya, komputer generasi pertama adalah tonggak penting.
Mereka membuktikan kelayakan komputasi elektronik dan menjadi bukti konsep yang mendorong inovasi ke depan. Keterbatasan inilah yang memicu para ilmuwan dan insinyur untuk mencari solusi yang lebih kecil, lebih cepat, dan lebih efisien, membuka jalan bagi generasi komputer berikutnya yang akan mengubah dunia.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar