Pasola: Ritual Perang Berkuda Penuh Darah dan Makna di Sumba
- account_circle pinter dikit
- calendar_month Sen, 30 Jun 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

Di padang sabana Sumba, Nusa Tenggara Timur, sebuah tradisi kuno yang mendebarkan berlangsung setiap tahunnya: Pasola. Dilihat sepintas, Pasola tampak seperti perang sungguhan antar dua kelompok ksatria berkuda yang saling melempar lembing kayu. Namun, di balik adegan yang keras ini, tersimpan makna dan filosofi mendalam yang berakar dari kepercayaan asli Sumba, Marapu.
Pasola bukanlah ajang permusuhan, melainkan sebuah ritual sakral untuk memohon restu para dewa demi kesuburan tanah dan kelimpahan panen. Inti dari upacara ini adalah keyakinan bahwa setiap tetes darah yang tumpah ke bumi akan menjadi “pupuk” bagi tanah. Semakin banyak darah yang tumpah, maka hasil panen diyakini akan semakin melimpah.
Ritual yang Terikat dengan Alam
Upacara Pasola digelar setahun sekali, antara bulan Februari dan Maret, dan waktunya tidak ditentukan sembarangan. Pelaksanaannya sangat bergantung pada munculnya nyale, cacing laut berwarna-warni yang menepi ke pantai. Para Rato (pemimpin adat) akan mengamati tanda alam ini untuk menentukan tanggal pelaksanaan Pasola, yang sekaligus menjadi penanda dimulainya musim tanam.
Para peserta Pasola adalah para ksatria pilihan dari berbagai desa, yang dengan gagah berani menunggangi kuda sandelwood yang lincah sambil melemparkan lembing kayu tumpul (hola) ke arah lawan. Meski penuh risiko, semangat sportivitas dan kebersamaan tetap dijunjung tinggi.
Lebih dari sekadar atraksi wisata, Pasola adalah wujud syukur, pengorbanan, dan harmoni antara manusia, alam, dan leluhur. Ritual ini adalah warisan budaya tak ternilai yang menunjukkan betapa kuatnya masyarakat Sumba memegang teguh tradisi dan nilai-nilai spiritual mereka.
- Penulis: pinter dikit
Saat ini belum ada komentar