Arsitektur Candi Borobudur: Kosmologi Buddha dalam Batu
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sel, 29 Jul 2025
- visibility 5
- comment 0 komentar

Candi Borobudur bukan sekadar monumen kuno; ia adalah mahakarya arsitektur yang merepresentasikan kosmologi Buddha secara utuh dalam balutan batu. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, candi Buddha terbesar di dunia ini memukau pengunjung dengan struktur monumental dan relief-reliefnya yang sarat makna.
Borobudur dibangun dalam bentuk mandala raksasa, simbol alam semesta dalam ajaran Buddha, yang juga menjadi panduan bagi peziarah. Struktur ini terdiri dari enam teras berdenah persegi yang semakin mengecil di bagian atasnya, melambangkan rupa-dhatu atau alam berwujud. Di atasnya, terdapat tiga teras melingkar yang mewakili arupadatu atau alam tak berwujud, puncaknya berupa stupa induk besar yang melambangkan nirwana.
Perjalanan seorang peziarah di Borobudur adalah sebuah perjalanan spiritual. Setiap tingkatan candi merepresentasikan tahap pencerahan yang harus dilalui. Dimulai dari dasar, Kamadhatu (alam nafsu), yang sebagian besar tertutup, menggambarkan kehidupan duniawi dengan segala keinginannya. Lalu, naik ke tingkatan Rupadhatu yang dihiasi ribuan panel relief yang mengisahkan ajaran Buddha, kisah Jataka (kisah kelahiran Buddha), dan Avadana (kisah perbuatan baik). Relief-relief ini bukan hanya dekorasi, melainkan media pengajaran visual yang membimbing peziarah.
Puncaknya, di Arupadatu, suasana menjadi lebih tenang dengan stupa-stupa berongga yang berisi patung Buddha. Area ini melambangkan kekosongan dan pencerahan sempurna. Desain yang tanpa ornamen berlebihan di bagian atas ini mengisyaratkan pencapaian spiritual tertinggi.
Sistem drainase yang canggih, struktur interlock antar batuan, dan presisi geometris yang luar biasa dalam pembangunannya pada abad ke-8 oleh wangsa Syailendra menunjukkan tingkat keahlian arsitektur dan pengetahuan matematika yang tinggi pada masanya. Borobudur bukan hanya bukti kejayaan masa lalu, tetapi juga simbol abadi perpaduan seni, spiritualitas, dan kejeniusan manusia yang terus menginspirasi.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar