Brokohan: Upacara Sederhana Penuh Makna Menyambut Kelahiran Bayi Jawa
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sab, 12 Jul 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

Di tengah arus modernisasi, masyarakat Jawa masih memegang teguh berbagai tradisi leluhur yang kaya makna, salah satunya adalah Brokohan. Upacara ini merupakan bentuk syukuran sederhana yang digelar sesaat setelah seorang bayi lahir ke dunia, sebagai wujud rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah kehidupan.
Nama “Brokohan” berasal dari kata Arab “barokah” yang berarti berkah. Sesuai namanya, tujuan utama tradisi ini adalah untuk memohon berkah, keselamatan, dan kesehatan bagi sang bayi serta ibunya. Upacara ini tidak digelar secara mewah, melainkan secara intim dan hangat, biasanya hanya dihadiri oleh keluarga dekat, sesepuh, dan para tetangga sekitar rumah.
Keunikan upacara Brokohan terletak pada hidangan khas yang disajikan, yang sarat dengan nilai filosofis. Menu utamanya sering kali berupa sega gudang atau nasi dengan urap sayuran. Sayur-mayur yang beragam melambangkan harapan agar kehidupan sang anak diwarnai kebaikan dari berbagai arah. Selain itu, disajikan pula telur rebus, yang menjadi simbol awal kehidupan baru, serta aneka jajanan pasar tradisional.
Sajian ini kemudian dibagikan kepada para tetangga sebagai bentuk sedekah dan cara untuk mengabarkan berita gembira atas kelahiran sang bayi. Prosesi ini mempererat tali silaturahmi dan rasa kebersamaan dalam komunitas.
Meskipun sederhana, Brokohan adalah tradisi yang sangat mendalam. Ia menjadi pengingat bahwa kebahagiaan terbesar sering kali datang dari hal-hal kecil, seperti berbagi doa dan makanan dengan orang-orang terdekat. Tradisi ini terus hidup, menjaga nilai gotong royong dan spiritualitas di jantung kebudayaan Jawa.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar