Gandrung Banyuwangi: Tarian Penuh Pesona dari Ujung Timur Jawa
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sab, 2 Agu 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

Gandrung Banyuwangi adalah sebuah seni pertunjukan tradisional yang sangat populer dan menjadi ikon budaya dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Tarian ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menyimpan sejarah panjang dan makna mendalam bagi masyarakat setempat. Kata “Gandrung” sendiri memiliki arti terpikat atau jatuh cinta, yang tercermin dalam gerakan tari dan ekspresi para penarinya.
kesopanan
Pertunjukan Gandrung biasanya dilakukan oleh seorang penari wanita yang mengenakan kostum tradisional yang khas, lengkap dengan hiasan kepala yang megah dan selendang berwarna cerah. Tarian ini diiringi oleh musik gamelan khas Banyuwangi, dengan instrumen seperti kendang, gong, saron, dan biola yang memainkan melodi dinamis dan ritmis. Awalnya, Gandrung merupakan ritual ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah, namun seiring waktu, fungsinya meluas menjadi hiburan dalam berbagai acara, mulai dari pernikahan hingga festival budaya.
Salah satu daya tarik utama Gandrung adalah interaksi antara penari dengan penonton, khususnya kaum pria. Penari akan memilih beberapa penonton untuk diajak menari bersama di atas pentas. Interaksi ini menciptakan suasana yang meriah dan akrab, menjadikan Gandrung sebagai tontonan yang menghibur dan melibatkan banyak orang. Gerakan tari Gandrung sendiri didominasi oleh gerakan pinggul dan bahu yang luwes dan sensual, namun tetap dalam batas kesopanan.
Seiring perkembangan zaman, Gandrung Banyuwangi terus dilestarikan dan dikembangkan. Berbagai inovasi dilakukan tanpa menghilangkan esensi tradisinya, sehingga tetap relevan dan menarik bagi generasi muda. Keberadaannya menjadi simbol identitas budaya Banyuwangi yang kaya dan patut dibanggakan, menarik wisatawan untuk menyaksikan pesona tarian yang penuh dengan sejarah dan keindahan ini. Gandrung bukan hanya tarian, tetapi juga representasi semangat dan kegembiraan masyarakat Banyuwangi.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar