Hikayat: Menelusuri Jejak Sastra Klasik Melayu
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Ming, 20 Jul 2025
- visibility 5
- comment 0 komentar

Jauh sebelum novel modern populer, dunia sastra Nusantara telah diwarnai oleh berbagai karya tulis yang kaya imajinasi, salah satunya adalah Hikayat. Sebagai salah satu bentuk prosa dalam Sastra Klasik Melayu, hikayat merupakan jendela untuk menelusuri jejak pemikiran, kepercayaan, dan kehidupan masyarakat masa lampau.
Sebagai karya sastra lama, hikayat memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya. Salah satu yang paling menonjol adalah sifatnya yang istanasentris, di mana latar cerita berpusat pada kehidupan kerajaan, dengan tokoh utama raja, pangeran, putri, dan para bangsawan. Selain itu, hikayat umumnya bersifat anonim, karena penulisnya tidak mencantumkan nama dan menganggap karyanya sebagai milik bersama. Unsur fantasi dan kemustahilan juga sangat kental, diwarnai oleh kehadiran makhluk gaib, kesaktian luar biasa, dan peristiwa-peristiwa ajaib yang di luar nalar.
Hikayat tidak hanya berfungsi sebagai hiburan penglipur lara, tetapi juga sebagai media pendidikan dan penyampaian pesan moral (amanat). Melalui kisah-kisah kepahlawanan, kesetiaan, dan perjuangan melawan kejahatan, pembaca diajarkan tentang nilai-nilai kebaikan. Contoh yang paling masyhur adalah Hikayat Hang Tuah yang mengisahkan tentang keberanian dan kesetiaan seorang laksamana, serta Hikayat Seribu Satu Malam yang merupakan adaptasi dari sastra Persia-Arab dan sangat populer di dunia Melayu.
Meskipun menggunakan bahasa Melayu klasik yang terkadang terasa arkais, hikayat tetap menjadi warisan budaya tak ternilai. Mempelajarinya bukan hanya menelusuri jejak sastra, tetapi juga memahami akar budaya dan kearifan lokal yang membentuk peradaban Nusantara hingga hari ini.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar