Iki Palek: Memahami Makna Mendalam Tradisi Potong Jari Suku Dani
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sen, 7 Jul 2025
- visibility 4
- comment 0 komentar

Di pedalaman Lembah Baliem, Papua, Suku Dani memiliki sebuah tradisi masa lalu yang ekstrem namun sarat makna, yaitu Iki Palek atau tradisi potong jari. Bukan wujud kekerasan tanpa alasan, ritual ini merupakan ekspresi duka dan kesetiaan yang mendalam atas meninggalnya anggota keluarga terdekat.
Penting untuk diketahui, tradisi ini sudah sangat jarang ditemukan dan tidak lagi dipraktikkan secara umum seiring dengan perkembangan zaman dan adanya larangan dari pemerintah.
Bagi Suku Dani, rasa sakit fisik dari memotong jari dianggap setara dengan pedihnya kehilangan orang yang dicintai. Tradisi potong jari menjadi cara untuk melambangkan rasa sakit batin yang tak tergambarkan dengan kata-kata. Jari-jari tangan yang bekerja sama dalam satu kesatuan juga dilihat sebagai simbol keutuhan keluarga. Kehilangan satu ruas jari merepresentasikan hilangnya satu anggota keluarga, sebuah pengingat abadi akan duka dan kehilangan tersebut.
Prosesi Iki Palek biasanya dilakukan oleh kerabat perempuan, seperti ibu atau kakak, sebagai tanda cinta kasih kepada anggota keluarga yang telah tiada. Ritual ini dilakukan dengan cara mengikat ujung jari untuk mematikannya sebelum dipotong menggunakan alat tradisional. Selain sebagai ungkapan duka, ritual ini juga dipercaya dapat menenangkan roh mendiang agar tidak mengganggu keluarga yang ditinggalkan.
Meskipun kini tradisi potong jari telah ditinggalkan, memahaminya membuka wawasan tentang cara Suku Dani memaknai cinta, kehilangan, dan kesetiaan. Iki Palek adalah bagian dari sejarah antropologi Indonesia yang menunjukkan betapa beragam dan kompleksnya cara manusia mengekspresikan emosi terdalamnya.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar