Mantar Betawi: Seni Berbalas Pantun Memeriahkan Pernikahan Tradisional
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sel, 15 Jul 2025
- visibility 2
- comment 0 komentar

Pernikahan adat Betawi kaya akan prosesi unik dan meriah, salah satunya adalah tradisi Mantar. Tradisi ini merupakan seni berbalas pantun yang dilantunkan oleh perwakilan dari pihak pengantin pria dan wanita. Lebih dari sekadar hiburan, Mantar menjadi bagian penting dalam menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan, serta menciptakan suasana hangat dan penuh kekeluargaan dalam acara pernikahan.
Makna Mendalam di Balik Pantun
Pantun yang dilantunkan dalam tradisi Mantar bukanlah pantun biasa. Setiap bait mengandung makna mendalam, menyampaikan pesan-pesan adat, nasihat perkawinan, hingga ungkapan kegembiraan dan rasa syukur. Perwakilan dari pihak pengantin pria biasanya memulai dengan pantun pembuka yang sopan, menyatakan maksud kedatangan untuk meminang. Kemudian, pihak pengantin wanita akan membalas dengan pantun yang juga mengandung tata krama dan nilai-nilai luhur.
Seni berbalas pantun ini membutuhkan kecerdasan, keluwesan berbahasa, dan pemahaman yang baik tentang adat istiadat Betawi. Para juru pantun biasanya adalah orang-orang yang dituakan atau dianggap mahir dalam bersastra dan memahami seluk-beluk pernikahan adat.
Menciptakan Suasana Akrab dan Ceria
Tradisi Mantar tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi formal, tetapi juga sebagai hiburan yang mencairkan suasana. Candaan dan humor yang terselip dalam pantun seringkali mengundang tawa dan menciptakan keakraban di antara kedua belah pihak keluarga. Interaksi yang terjadi melalui pantun membangun jembatan persahabatan dan mempererat tali silaturahmi.
Mantar biasanya dilantunkan pada beberapa tahapan dalam rangkaian pernikahan adat Betawi, mulai dari saat rombongan pengantin pria tiba di kediaman pengantin wanita, hingga saat prosesi akad nikah dan resepsi. Kehadirannya selalu dinantikan dan menjadi salah satu ciri khas yang membedakan pernikahan adat Betawi.
Kesimpulan
Mantar adalah warisan budaya Betawi yang sangat berharga. Tradisi berbalas pantun ini bukan hanya memeriahkan acara pernikahan, tetapi juga menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai luhur, mempererat hubungan antar keluarga, dan melestarikan kekayaan sastra lisan Betawi.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar