Megibung: Mengenal Tradisi Makan Bersama Penuh Makna dari Bali
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sab, 5 Jul 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

Bali tidak hanya kaya akan keindahan alamnya, tetapi juga tradisi budayanya yang unik. Salah satu yang paling merekatkan rasa kebersamaan adalah Megibung. Tradisi ini lebih dari sekadar makan bersama; ia adalah sebuah ritual sosial yang sarat dengan nilai-nilai persaudaraan dan kesetaraan yang telah diwariskan secara turun-temurun, terutama di wilayah Karangasem, Bali.
Secara harfiah, megibung berasal dari kata dasar gibung, yang berarti saling berbagi atau memberi satu sama lain. Tujuan utamanya bukan untuk makan hingga kenyang, melainkan untuk mempererat tali persaudaraan dan solidaritas. Dalam tradisi ini, sekelompok orang (biasanya 5-8 orang) akan duduk melingkar dan menyantap nasi beserta lauk pauknya dari satu wadah besar yang sama, yang disebut gebogan.
Filosofi utama di balik Megibung adalah penghapusan strata sosial. Saat megibung berlangsung, tidak ada lagi perbedaan status, usia, atau jabatan. Semua orang duduk sejajar, makan hidangan yang sama, dan berbagi dari sumber yang sama. Hal ini menciptakan suasana keakraban yang tulus. Bahkan, ada etika tak tertulis, seperti mengambil lauk yang terdekat dan tidak melangkahi bagian orang lain, yang mengajarkan tentang pentingnya saling menghargai.
Biasanya, tradisi Megibung diadakan saat ada upacara adat, perayaan, atau acara kumpul keluarga besar. Melalui ritual sederhana ini, masyarakat Bali terus merawat nilai gotong royong dan kebersamaan. Megibung menjadi bukti bahwa kebahagiaan sejati sering kali datang dari momen-momen sederhana yang dibagi bersama, menjadikan setiap suapan penuh dengan makna persaudaraan.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar