Sabtu, 13 Des 2025
light_mode
Trending Tags
Beranda » Budaya » Ngurek: Memahami Tradisi ‘Menusuk Diri’ Saat Trans Sakral di Bali

Ngurek: Memahami Tradisi ‘Menusuk Diri’ Saat Trans Sakral di Bali

  • account_circle Muhamad Fatoni
  • calendar_month Jum, 11 Jul 2025
  • visibility 54
  • comment 0 komentar

Bali dikenal dengan budayanya yang kaya, mulai dari tarian yang indah hingga upacara keagamaan yang khusyuk. Di antara ritual tersebut, terdapat satu tradisi yang paling ekstrem dan sering disalahpahami, yaitu Ngurek atau Ngunying. Ini adalah ritual di mana pesertanya, dalam kondisi trans (kerauhan), mencoba menusukkan keris ke tubuh mereka sendiri.

Penting untuk dipahami, Ngurek bukanlah pertunjukan ilmu kebal atau aksi kekerasan, melainkan puncak dari sebuah prosesi upacara keagamaan yang sakral. Tradisi ini biasanya menjadi bagian dari rangkaian upacara di pura, sering kali setelah pementasan tari sakral seperti Barong dan Rangda. Peserta yang melakukan Ngurek tidak berada dalam kesadaran penuh.

Puncak Pengabdian dan Keseimbangan

Para pelaku Ngurek diyakini sedang dirasuki oleh roh suci atau pengiring dewa (dewa/bhatara). Dalam kondisi trans inilah, mereka mengambil keris dan menekankannya ke bagian tubuh seperti dada, leher, atau dahi. Ajaibnya, dalam kondisi puncak spiritual ini, keris tersebut sering kali tidak mampu melukai kulit mereka.

Fenomena kebal dari senjata tajam ini bukanlah tujuan utama, melainkan sebuah pertanda. Hal ini diyakini sebagai tanda bahwa para dewa berkenan hadir, menerima persembahan, dan memberikan perlindungan-Nya. Jika pelaku sampai terluka, itu bisa dianggap sebagai pertanda adanya ketidaksiapan spiritual atau gangguan dalam upacara.

Ngurek adalah bentuk pengabdian tertinggi, sebuah dialog antara manusia dengan alam niskala (dunia tak kasat mata). Tradisi ini menjadi simbol penyerahan diri secara total kepada Tuhan dan kekuatan alam, serta upaya untuk menjaga keseimbangan antara kebaikan (Dharma) dan keburukan (Adharma). Ini adalah ritual iman yang mendalam, jauh dari sekadar tontonan yang memacu adrenalin.

 

  • Penulis: Muhamad Fatoni

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Aplikasi Smartphone yang Wajib Dimiliki Petani Milenial

    Aplikasi Smartphone yang Wajib Dimiliki Petani Milenial

    • calendar_month Rab, 6 Agu 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 46
    • 0Komentar

    Di era digital ini, smartphone bukan lagi sekadar alat komunikasi, melainkan “pisau Swiss Army” bagi para petani, terutama generasi milenial. Dengan berbagai aplikasi yang inovatif, smartphone kini menjadi alat penting untuk mengelola pertanian secara lebih efisien dan modern. Berikut adalah beberapa aplikasi smartphone yang wajib dimiliki petani milenial untuk memaksimalkan hasil panen. 1. Aplikasi Pemantau […]

  • Jejak Tionghoa dalam Semangkuk Kehangatan Soto Nusantara

    Jejak Tionghoa dalam Semangkuk Kehangatan Soto Nusantara

    • calendar_month Jum, 22 Agu 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 36
    • 0Komentar

    Soto, salah satu sup tradisional Indonesia yang kaya akan variasi di berbagai daerah, ternyata menyimpan jejak akulturasi budaya, khususnya dengan Tiongkok. Meskipun kini dianggap sebagai hidangan otentik Nusantara, beberapa elemen dalam soto diperkirakan memiliki pengaruh dari kuliner Tionghoa yang masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan dan imigrasi berabad-abad lalu. Salah satu indikasi pengaruh Tiongkok adalah […]

  • Palang Pintu: Atraksi Silat dan Pantun dalam Pernikahan Betawi

    Palang Pintu: Atraksi Silat dan Pantun dalam Pernikahan Betawi

    • calendar_month Kam, 17 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 51
    • 0Komentar

    Suasana meriah sebuah pernikahan adat Betawi mencapai puncaknya saat rombongan calon pengantin pria tiba di kediaman mempelai wanita. Namun, mereka tidak bisa langsung masuk. Sebuah “palang pintu” telah menanti. Inilah Palang Pintu, sebuah tradisi unik yang memadukan ketangkasan adu silat dengan keindahan adu pantun, menjadi gerbang pembuka yang penuh makna sebelum akad nikah dilangsungkan. Prosesi […]

  • Fahombo: Tradisi Lompat Batu sebagai Gerbang Kedewasaan

    Fahombo: Tradisi Lompat Batu sebagai Gerbang Kedewasaan

    • calendar_month Sel, 8 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 71
    • 0Komentar

    Di antara warisan budaya Indonesia yang mendunia, Fahombo atau Lompat Batu adalah salah satu yang paling ikonik. Tradisi yang berasal dari Pulau Nias, Sumatera Utara ini bukan sekadar atraksi, melainkan sebuah ritual sakral yang menjadi gerbang kedewasaan bagi para pemuda di masyarakat adat Nias. Fahombo menuntut seorang pemuda untuk melompati sebuah tumpukan batu setinggi lebih […]

  • Cara Mudah Atur Keuangan Supaya Tidak Habis di Tengah Bulan

    Cara Mudah Atur Keuangan Supaya Tidak Habis di Tengah Bulan

    • calendar_month Kam, 5 Jun 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 47
    • 0Komentar

    Sebagian besar orang mendapatkan pemasukan di awal bulan. Karena pemasukan tersebut terlihat besar, tidak sedikit orang yang langsung menggunakan uang tersebut tanpa menerapkan cara atur keuangan dengan tepat. Jika dibiarkan, kebiasaan buruk tersebut dapat mengakibatkan sulitnya kehidupan di akhir bulan. Mereka yang terbiasa menghambur-hamburkan uang setelah menerima pemasukan biasanya akan kehabisan uang di tengah bulan. […]

  • Uranium dalam Kalibrasi: Standar Akurasi Peralatan Ilmiah

    Uranium dalam Kalibrasi: Standar Akurasi Peralatan Ilmiah

    • calendar_month Jum, 11 Jul 2025
    • account_circle Muhamad Fatoni
    • visibility 43
    • 0Komentar

    Dalam dunia sains, akurasi adalah segalanya. Untuk memastikan sebuah alat ukur memberikan hasil yang benar, ia harus dikalibrasi atau disesuaikan dengan standar referensi yang tepercaya. Dalam bidang deteksi radiasi dan geologi, salah satu “standar emas” yang digunakan untuk kalibrasi adalah uranium alami. Lantas, mengapa unsur radioaktif ini justru menjadi tolok ukur akurasi? Jawabannya terletak pada […]

expand_less