Omed-omedan: Tradisi Unik Pemuda Bali Simbol Kebersamaan
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sel, 8 Jul 2025
- visibility 4
- comment 0 komentar

Bali kaya akan tradisi unik, dan salah satu yang paling ditunggu adalah Omed-omedan. Tradisi ini secara khusus digelar oleh para pemuda-pemudi dari Banjar Kaja Sesetan, Denpasar, tepat satu hari setelah Hari Raya Nyepi, pada hari Ngembak Geni. Meski sering dijuluki “festival ciuman”, esensi Omed-omedan jauh lebih dalam, yakni sebagai sarana mempererat kebersamaan dan persaudaraan.
Ritual ini melibatkan pemuda-pemudi (teruna-teruni) yang belum menikah dan merupakan warga asli banjar tersebut. Mereka dibagi menjadi dua kelompok, pria dan wanita, yang saling berhadapan di jalan utama desa. Setelah diberi aba-aba oleh sesepuh adat, kedua kelompok akan saling dorong dan tarik-menarik. Momen inilah yang seringkali berujung pada adegan berpelukan dan ciuman, yang kemudian disambut siraman air oleh warga sebagai tanda kegembiraan.
Di balik kemeriahannya, Omed-omedan memiliki makna filosofis yang kuat. Tradisi Bali ini dipercaya sebagai ritual tolak bala untuk menjauhkan desa dari marabahaya. Menurut cerita turun-temurun, tradisi ini sempat ditiadakan dan menyebabkan hal buruk terjadi, sehingga pelaksanaannya dianggap penting untuk menjaga harmoni dan keseimbangan dalam konsep Tri Hita Karana.
Maka dari itu, Omed-omedan bukanlah tentang romansa, melainkan wujud suka cita dan rasa syukur setelah berhasil menjalankan Catur Brata Penyepian. Tradisi ini menjadi bukti hidupnya budaya Bali yang menjaga ikatan sosial, kegembiraan komunal, dan pelestarian nilai-nilai luhur. Sebuah warisan budaya penuh energi positif yang menjadi daya tarik unik dari Denpasar.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar