Passiliran’: Tradisi Pemakaman Bayi di Pohon Tarra, Tana Toraja
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Jum, 4 Jul 2025
- visibility 4
- comment 0 komentar

Tana Toraja di Sulawesi Selatan dikenal luas dengan upacara kematiannya yang megah, Rambu Solo’. Namun, di balik kemegahan tersebut, tersimpan sebuah tradisi pemakaman lain yang jauh lebih hening namun tak kalah sarat makna, yaitu Passiliran’. Ini adalah tradisi pemakaman bayi Tana Toraja yang unik, di mana jasad tidak dikebumikan di tanah, melainkan di dalam batang pohon hidup.
Tradisi kuno ini merupakan bagian dari sistem kepercayaan Aluk Todolo, yang menjadi panduan hidup masyarakat adat Toraja. Upacara Passiliran’ memiliki aturan dan filosofi yang sangat mendalam.
Makna Pohon Tarra sebagai Rahim Alam
Passiliran’ secara khusus diperuntukkan bagi bayi yang meninggal dunia sebelum gigi pertamanya tumbuh. Menurut kepercayaan lokal, bayi-bayi ini masih dalam keadaan suci dan bersih dari dosa. Oleh karena itu, mereka harus dikembalikan ke alam dengan cara yang suci pula, seolah-olah kembali ke dalam rahim.
Pohon yang dipilih untuk pemakaman ini adalah pohon Tarra, sejenis pohon sukun besar yang memiliki banyak getah berwarna putih. Getah ini dianggap sebagai simbol air susu ibu (ASI) yang akan terus menutrisi sang bayi di alam baka.
Prosesinya dilakukan dengan melubangi batang pohon Tarra yang masih hidup, kemudian jasad bayi dimasukkan ke dalamnya dengan posisi seperti janin. Lubang tersebut kemudian ditutup rapat menggunakan serat ijuk. Seiring berjalannya waktu, lubang kubur itu akan kembali menutup seiring pertumbuhan pohon. Masyarakat Toraja percaya, dengan cara ini sang bayi akan terus “tumbuh” bersama pohon, menyatu kembali dengan alam.
Tradisi Passiliran’ bukan sekadar ritual pemakaman, melainkan cerminan hubungan harmonis antara manusia dan alam dalam budaya Toraja. Ini adalah bukti nyata kekayaan warisan budaya Indonesia yang menunjukkan bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan sebuah perjalanan kembali ke sumber kehidupan.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar