Randai: Teater Tradisional Minangkabau yang Memadukan Silat dan Sastra
- account_circle Muhamad Fatoni
- calendar_month Sab, 19 Jul 2025
- visibility 6
- comment 0 komentar

Dari ranah Minangkabau, Sumatera Barat, lahir sebuah seni pertunjukan yang kompleks dan memukau bernama Randai. Pertunjukan ini adalah sebuah teater tradisional yang unik, karena berhasil memadukan berbagai elemen seni seperti musik, tari, drama, sastra lisan, dan yang paling khas, gerakan pencak silat atau silek.
Pertunjukan Randai memiliki ciri khas yang mudah dikenali. Para pemain, yang didominasi oleh laki-laki, membentuk formasi lingkaran besar yang disebut galombang. Mereka bergerak serentak dalam ritme yang dinamis, menepuk celana galembong (celana besar khas Minang) mereka untuk menciptakan irama perkusi yang unik dan energik. Gerakan-gerakan dalam lingkaran ini bukanlah tarian biasa, melainkan stilisasi dari jurus-jurus silek yang telah diperhalus menjadi sebuah koreografi yang indah namun tetap gagah.
Di jantung pertunjukan Randai terdapat unsur sastra yang kuat. Sementara lingkaran pemain terus bergerak, beberapa aktor di tengah lingkaran akan membawakan dialog dan cerita. Kisah yang diangkat biasanya berasal dari sastra lisan atau kaba klasik Minangkabau, seperti Kaba Cindua Mato atau Sabai Nan Aluih, yang sarat dengan pesan moral, heroisme, dan nilai-nilai adat. Penyampaian cerita ini dilakukan melalui dialog biasa maupun gurindam (dendang berirama).
Randai lebih dari sekadar hiburan; ia adalah media untuk menyampaikan nasihat (nasihat) dan menjaga kelestarian budaya. Melalui perpaduan apik antara ketangkasan silek dan kedalaman sastra, Randai menjadi sebuah teater total yang dinamis. Ia merupakan cerminan dari kehidupan sosial masyarakat Minangkabau dan menjadi salah satu harta karun budaya Indonesia yang paling kaya makna.
- Penulis: Muhamad Fatoni
Saat ini belum ada komentar